Monday, November 26, 2012

Part 18. " Won the duel "


Perang demi perang kumenangkan. Semakin lama naluri membunuhku kian tumbuh. Sepertinya aku mulai ketagihan untuk menikmati kematian seseorang. Namun makin lama akupun merasa bosan karena untuk ukuran seorang Grand Khavatary, aku merasa belum ada tandingan. Musuh terbesarku kala itu RossoVinn-pun sudah menjadi makanan Demon Splinter milikku. Tubuhnya Kuhancurkan dalam suatu perang di Forest of Dead.

" RIKISHIIIII... !!!!" Terdengar suara teriakan yang menggelegar memanggilku.
" RIKISHIIIII... !!!!" Suara itu datang kembali dan kali ini lebih keras.
" RIKISHIIIII... !!!!" Suara itu terus menerus terdengar. Kuikuti suara yang sepertinya berasal dari gerbang barat Rune.

Aku bergegas menuju Clan Hall. Kuambil Demon Splinter dan Armor Imperial Crusader milikku. Kupadatkan sabuk hingga benar-benar kencang agar Armorku terikat kuat. Kupakai celoteng muka khas orc yang selama ini adalah ciri khasku. Dalam etika berperang, berteriak kencang memanggil nama seseorang adalah suatu tantangan. Namun bagiku, ini adalah penghinaan.

"North Gate Jack, GPL!!" Kuperintahkan Jack untuk men-teleportkanku ke North. Kupejamkan mata untuk menghindari radiasi ultraviolet yang diciptakan teleportase. Beberapa detik kemudian kubuka mata dan kudapati aku telah berada di North Gate Rune Town Ship.

Di Gerbang barat kulihat ada seorang pria bertubuh besar sedang membelakangiku. Walaupun tak sebesar orc, tubuhnya cukup gempal untuk ukuran seorang human. Tubuh dari human fighter yang satu ini menjadi kian besar karena mengenakan Armor Imperial Crusader sepertiku. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya walaupun sepertinya ia telah tahu kehadiranku.

Di kejauhan kulihat begitu banyak prajurit yang sepertinya kukenal. Teramat banyak sedangkan aku hanya sendiri. Tanpa rasa takut sedikitpun, kuterobos angin yang berhembus pelan untuk mendekati Human tersebut.

" SUDAH SIAP MATI KAU RIKISHI?" Kata pria itu sembari membalikkan badan. Dari wajahnya tersirat kebencian. Ia menggesekkan kedua pedangnya, seperti bersiaga untuk menyerangku. Sikap seperti itu juga kulihat dari prajurit yang lain.

" Seperti ini etika KaMeRaD dalam berperang? " Celotehku. Hal itu mengundang kemarahan ReiTanaka. Dalam sekejap dia telah berada di belakangku seperti hendak menyerangku. Aku tak bergerak sedikitpun. Walaupun prajurit SaCreD kemudian mengerubungiku, aku tetap tidak bergeming

" BAIKLAH, KITA SALING BERHADAPAN 1 LAWAN 1. JIKA KAU KALAH, KAU HARUS MEMBUBARKAN ETERNITY !! " Kata KaMeRaD lantang. Duelist itu selalu keras dalam berbicara.

"ETERNITY tidak akan bubar, biarpun aku harus mati." Kataku melawan.

" Ketua bisa kalah, Rikishi bukan tandingan paduka." CLOUTH mengingatkan KaMeRaD.

"Crashhhhh.." kedua pedang KaMeRaD mendarat di dada CLOUTH. Namun CLOUTH seperti tidak merasakan apa-apa. Tidak ada luka sedikitpun selain robeknya jas putih yang dikenakan makhluk bersayap itu.

" Bukankah lebih baik jika CLOUTH yang melawannya, bukan meremehkan paduka, tapi Rikishi sangat tidak layak melawan paduka." Kata ReiTanaka menimpali.

" MUNGKIN UNTUK BRUTUZ KALIAN BENAR, TAPI UNTUK RIKISHI, HARUS AKU SENDIRI YANG MENGHABISINYA. DIA TELAH MEMBANTAI ROSSOVINN, SON OF KAMERAD !!" Emosi KaMeRaD meluap. Kebencian terhadapku sepertinya sudah tak terbendung.

Aku masih berdiri tegap tidak jauh dari KaMeRaD. Dalam benakku aku begitu gembira, Impian untuk pertarungan maha dahsyat melawan KaMeRaD akan terlaksana. Pasalnya, dalam beberapa kesempatan sebelumnya KaMeRaD begitu cepat menghilang tiap kali bertemu denganku menggunakan pertolongan Blessed Scroll Escape - Clan Hall.

Kulihat KaMeRaD mulai mendekatiku. Dia menggesekkan kedua pedang yang dibawahnya untuk mendapatkan tenaga sonic berlebih. Ketua clan SaCreD ini dengan cepat merapalkan jurus-jurus yang akan digunakannya.

Tak mau kalah, kupanggil Force dari Paagrio sang Dewa Api. Kurapalkan doa yang lebih sedikit dibandingkan milik duelist. Kuperintahkan Ogre Totem memasuki tubuhku agar tubuhku menjadi kian kuat. Setidaknya hal itu yang selalu kulakukan untuk mengurangi rasa sakit setiap kali berperang.

" Final Secret !!" KaMeRaD berteriak membahana. Jurus ini tak pernah kulihat sebelumnya.

" Cripplee !! " Aku memberikan pemberat pada kaki KaMeRaD yang membuatnya melambat.

" Sonic....Blasterrrrrrr !! " Dilemparkan kedua pedangnya ke arahku. Sinarnya yang berbentuk Sabit membuat seolah pedangnya adalah boomerang yang akan kembali kepada tuannya. Kurasakan sakit yang teramat sangat. Sebelumnya tak pernah KaMeRaD memberikan serangan yang sedahsyat ini.

" Soul Breaker !!" Tubuhku terbang ke angkasa dan mendaratkan tinjuan ke kepala KaMeRaD namun tidak ada efek apapun. Akupun kemudian memerintahkan Rabbit Totem merasukiku dan berlari kencang memutari batu.

" Triple Sonic...." Serangan KaMeRaD terhenti karena Soul Breaker-ku berikutnya membuat KaMeRaD pusing.

" Hurricane Assault !! Force Blaster !! Force Burst !! Force Storm !! Burning Fist !!" melihat KaMeRaD yang tidak bergerak kulesakkan semua jurus-jurus milikku. Beberapa detik kemudian kulihat KaMeRaD jatuh menggelepar.

Kuusap keringat pada dahiku dengan Tanganku yang masih mengenakan Demon Splinter. Hal ini membuat dahiku terluka goresan. Kunikmati rasa sakitku yang akhirnya membuatku   Zealot. Kekuatanku terasa berlipat-lipat. Naluri membunuhku meningkat. Sejenak aku merasa sebagai mesin pembunuh.

"Triplee Sonic...." KaMeRaD bangkit namun kemudian kembali tumbang dengan satu kali kepalan tanganku.

Pandanganku memudar, aku semakin tak terkontrol. Kulesakkan Demon Splinterku ke segala arah. Para Prajurit SaCreD terlihat menyeret tubuh KaMeRaD dengan tergesa-gesa. Mereka semburat tidak karuan melihatku yang seperti berubah menjadi monster. Tidak lama kemudian mereka lenyap dari pandanganku.

Dan semenit kemudian aku jatuh lunglai tak sadarkan diri

Part 17. Vilification                                       Part 19. Useless


Grand Khavatary : Suatu jabatan sebagai Monk peringkat ketiga. Profesi ini dibekali dengan begitu banyak kekuatan roh.
Duelist : Jabatan tertinggi seorang Gladiator
Forest of The Dead : Hutan yang menyeramkan. Banyak makhluk aneh yang muncul kapan saja.
Jack : Penjaga pintu Clan Hall ETERNITY
Sonic : Kekuatan duel yang hanya bisa dilatih seorang Gladiator 
Ogre Totem : Teman dari para Monk yang tak terlihat. Berbentuk monster yang teramat besar Kapan saja jika dipanggil akan selalu setia memberikan kekuatan untuk Monk
Final Secret : Suatu kekuatan terbesar dan andalan setiap Fighter setelah mempelajari buku terlarang
Cripple : Serangan Monk untuk memperlambat gerakan lawan
Sonic Blaster : lemparan Sabit Sword yang hanya dimiliki oleh Gladiator
Soul Breaker : Gerakan terbang dan menghujam ke tanah, mengakibatkan stun.
Triple Sonic Slash : Serangan pamungkas Gladiator
Hurricance Assault : Serangan menusukkan tinju sebanyak dua kali 
Force Blaster : melemparkan bola api
Force Burst : Membakar kepalan tangan yang mengakibatkan serangan
Force Storm : Melempar batu yang memberikan ledakan
Burning Fist : Serangan berputar dengan tinjuan api
Human : Manusia
Zealot : kemarahan yang meletup-letup yang memberikan kekuatan orc tak terbendung

Wednesday, November 21, 2012

Part 17. " Vilification "

Kucabut keshanberk yang tertancap pada dada Atlantis. Tanpa mempedulikan anak kecil yang menangisi Atlantis, Cepat-cepat kubopoh tubuh ketua clanku yang bersimbah darah tersebut. Berlari menerobos kerumunan orang yang sedari tadi hanya melihat ketua kebanggaanku jatuh tersungkur.

Derap langkah kakiku menuruni anak tangga membuat suara yang keras. Tidak ada yang aku pikirkan selain membawa Atlantis ke Chlo3 agar Atlantis disembuhkan. Di ETERNITY, hanya Chlo3-lah sang penyembuh. Dia disebut sebagai pelayan Einhasad.

Karena tak berhati-hati aku tak menyadari telah menabrak penjaga kota.

"Brrurkk.." Atlantis terlempar dari gendonganku dan menggelinding hingga ke lantai dasar.

"Tangkap dia !!." Terdengar seorang penjaga memerintahkan untuk menangkapku. Saat aku hendak berlari menghampiri Atlantis, aku diseret dari belakang.

Banyaknya penjaga yang memegangiku membuatku tak kuasa untuk melawan. Rantai dan tali dilempar dari kejauhan. Melilitku hingga tak dapat bergerak. Seorang orc besar sepertiku akhirnya pasrah diseret bagaikan hewan. Kupandangi tubuh Atlantis yang pelan-pelan lenyap bagai debu beterbangan. Semakin memudar dan akhirnya tanpa bekas. Detik itu juga akupun meneteskan air mata. Tak ada yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan Masterku.

Suara kakiku yang menggoser tanah karena diseret oleh para penjaga membuat semua orang menatap aneh kepadaku. Satu jam yang lalu aku masih terhormat di tempat ini dan satu jam setelahnya aku menjadi paling terhina. Terdengar tawa sinis dari banyaknya orang di pasar Rune tak aku hiraukan. Yang ada di pikiranku sekarang adalah nasib Atlantis yang mungkin sudah tak terselamatkan lagi.

"Kamu membunuh Atlantis HA??!? Buggg...!!" Sebuah tameng mendarat di mukaku. Cukup untuk membuat hidungku mengeluarkan darah dan pusing tak terkira.

"Bunuh saja dia !!" Teriak seseorang. Aku hanya mampu mendengar tanpa bisa melihat dengan jelas. Banyaknya serangan yang menghujaniku membuatku tak sadar.

"Hentikan !!" terdengar suara yang menghentikan. Membuat seisi pasar terdiam sejenak. Sesaat setelahnya ada seseorang yang berusaha membangkitkanku, walau  kemudian aku tak sadarkan diri. Seluruh pandanganku menghitam

3 hari kemudian....

Berat mataku untuk terbuka. Seperti telah lelah melihat dunia, rasanya teramat malas untuk membukanya. Takut menerima kenyataan pahit saat aku mengetahuinya. Mungkin paranoid itu jugalah yang membuatku tidur dalam waktu yang lama.

Pelan-pelan matakupun kubuka. Kudapati tubuhku sedang berada di sebuah ruangan yang cukup besar. Terbaring di lantai beralaskan karpet merah. Tak jauh daru tempatku terbaring, tampak begitu banyak hidangan dan buah-buahan. Sesaat kemudian aku tersadar sedang berada di singgasana Clan Hall ETERNITY. Akupun cepat-cepat turun dari tempat itu. Namun kakiku tersangkut meja dan membuat seluruh hidangan berserakan di lantai.

"Jika sudah selesai, silakan pakai peralatanmu dan bersiap untuk berperang." Kata seorang dark elf berambut hitam lurus. Seseorang yang mirip seperti DayWalker namun lebih gagah.

"Aku JaggerJaQues, mulai sekarang aku yang mengambil alih ETERNITY." Tambah makhluk bertubuh seperti hantu dengan telinga panjang tersebut.

Aku bergegas mengambil peralatanku. Kuambil Demon Splinter andalanku. Sebuah cakar berwarna merah dengan begitu banyak sisik demon yang membatu. Kukenakan Armor berat Imperial Crusader. Armor berwarna emas yang besar.

Aku tak tahu apa yang terjadi selama aku pingsan. Yang aku tahu sekarang aku harus berperang. Terlepas dari pandangan orang bahwa akulah pembunuh Atlantis, Aku tetaplah seorang prajurit sejati dengan loyalitas penuh kepada clan. Dalam langkah yang dipijak, hatiku selalu bertanya-tanya mengapa aku tidak dihukum karena tuduhan itu, malah aku harus ikut ke dalam pasukan untuk berperang.

Tapi sesaat kemudian aku seperti ditusuk oleh sindiran DayWalker.

Pembunuh memang layak untuk ditumbalkan

Note :
Clan Hall  - Suatu tempat untuk berkumpulnya sebuah clan. Berupa ruangan tanpa tiang penyangga dengan dua orang penjaga. Pada dinding-dindingnya terpampang lukisan-lukisan kebesaran clan. Pada Rune Township, Clan Hall terletak pada lantai atas.
Rune Township - Kota metropolis yang ramai. Berisikan orang-orang kaya dengan komunitas clan yang besar. Banyak generasi dengan nama besar yang berasal dari kota dengan castle yang megah ini.
Keshanberk - Sebuah pedang satu tangan kualitas B tingkat rendah. 
Demon Splinter :  Sebuah senjata kepalan tangan yang besar. Senjata tinju dengan banyaknya duri yang tajam. Senjata kualitas S terbaik dalam masanya.
Imperial Crusader : Armor kualitas S berwarna emas yang sangat keras. Beratnya armor ini aka terlihat karena siapapun yang memakainya akan terlihat gemuk.
Einhasad : Seorang Dewi di planet Lineage.

Part 16. Puta Mahkota                    Part 18. Won The Duel                 

Tuesday, November 13, 2012

Part 16. " Putra Mahkota "



Setelah perang besar melawan Blackhole dikumandangkan, tak menunggu lama Blackhole langsung membalas perang itu. Langkah Blackhole-pun diikuti oleh kerabat-kerabat Blackhole dari kehidupan sebelumnya di C3 dan C4. Untuk menandingi kekuatan major ally, memang seharusnya seluruh musuh major ally merapat.

Blackhole, MTV, ManiacOnline, Godfather, SaCreD bergabung menjadi 1 lambang ally yang kala itu terdengar besar dengan nama Renaisance. Pertumpahan darah terus menerus membanjiri setiap jengkal tanah yang kupijak. Tidak ada lagi harga diri yang mampu dipertahankan kecuali menang. Tak segan cara kotor dilakukan hanya untuk mengejar predikat besar, maupun hanya ingin numpang tenar.

Di saat kemenangan besar diraih major ally, masalah timbul dari tubuh ETERNITY. Beberapa unit pasukan ETERNITY bergabung dengan Balckhole dan MTV untuk menyerang major ally. Hal ini mengakibatkan Atlantis berpikir keras karena yang dilawannya kini adalah anggotanya sendiri.

Sesuai dengan janjinya, Tooroox bersama dengan teman-temannya bergabung dengan MTV untuk melakukan gerilya. Ya, gerilya. Karena sangat tidak masuk akal untuk melawan Major ally dengan saling berhadapan. Penculikan-penculikan-pun menjadi taktik jitu dalam mengelabuhi musuh.

Sebagian ETERNITY yang lain kembali ke desa untuk menjadi petani. Tak ada lagi rasa patriotisme dalam diri mereka. Banyaknya teman yang harus gugur oleh tangan ETERNITY membuat dampak yang memilukan.

“ Lo mau kemana TonQ?” tanyaku kepada TotonQ

“Gw mau pulang kampong, Rik. Cukup sudah pembantaian terhadap teman sendiri.” Kata TotonQ menahan tangis. Seorang orc juga punya air mata, tentunya ini adalah hal yang wajar.

“Gw ama anak-anak cabut dolo bro..” Chillout menepuk pundakku pertanda salam perpisahan.

“BuluketeQ, Spongebob dan Orimatsu juga ikut gw.” Tambah Chillout.

Tinggal aku sendiri melamun di clan hall..

Suasana Clan Hall kemudian menjadi hening. Tatapan kosong kuarahkan ke sudut-sudut clan hall. Tak tampak satupun anggota ETERNITY. Mereka sibuk untuk membantai saudaranya sendiri di medan perang. Kemenangan terhadap SaCreD menjadi boomerang di dalam clan ETERNITY.

Kuangkat Demon Splinterku tinggi-tinggi hendak melampiaskan kekesalanku kepada dinding clan hall. Saat ini mungkin hanya itu yang dapat kulakukan.

“Ayaahhh….ayahh….huuuu..uuuu..uu..” Terdengar suara anak kecil menangisi ayahnya. Sebelumnya sangatlah wajar hal ini terjadi mengingat perang besar antara Major alliance dengan Renaisance menyisakan pertumpahan darah yang banyak di kota Rune, Istana para bangsawan. Kota yang menjadi domisili clan hall clan ETERNITY, Sacred, BlackHole, Chronicles, Mongol dan juga VFH.

“Ayaahhh….ayahh….huuuu..uuuu..uu..” suara itu terdengar jelas sekali, kali ini aku mulai bisa merasakan apa yang dirasakan Atlantis. Mendengar apa yang tidak orang dengar.

Aku keluar dari clan hall untuk menghampiri suara anak kecil tersebut. Miris mendengarnya. Aku jadi teringat masa kecilku saat Orc Village diserang, kali ini aku mulai merasa galau.

Setelah mendapati lokasi suara tersebut. Hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya kulihat. Sesuatu yang mencengangkan membuatku jatuh bersimpuh.

“Atlantis terbujur kaku dengan Keshanberk menancap di dadanya”


Part 15. Tak Sejalan                                       Part 17. Vilification

 

Monday, November 12, 2012

Part 15. " Tak sejalan "


"Rik, bagaimana menurutmu tentang langkah kita bergabung dengan major alliance?" tanya Atlantis kepadaku.

"Tak banyak yang aku tahu tentang politik, Ketua. Paduka lebih tahu segalanya dibandingkan hamba. Hamba hanya orc yang tak mempunyai kecerdasan seperti halnya Dark Elf." Kataku merendah. Hal seperti ini hanya aku lakukan jika berbicara dengan Atlantis.

"Aku mengerti, baru bagimu untuk menggeluti diplomasi, Firasatku mengatakan mimpiku akan menjadi kenyataan. Jika itu memang terjadi, Kutitipkan clan padamu." Titah Atlantis.

"Jika memang itu sudah semestinya, hamba akan melaksanakan perintah paduka." Terbesit dalam pikiranku bahwa cita-citaku sebagai orang penting di ETERNITY akan segera terwujud.

Setelah major ally terbentuk, musuh pertama yang dihancurkan adalah SaCreD. 18 clan mengeroyok SaCreD layaknya pembantaian. Tidak akan ada clan yang akan menahan gempuran belasan clan, Apalagi SaCreD. Siapapun yang berlambang SaCreD akan langsung ringsek dihajar dengan  banyaknya tentara major alliance di semua tempat. Hal ini membuktikan Atlantis memenangkan politik sekaligus membalikkan sumpah KaMeRaD yang dengan lantang akan menghancurkan ETERNITY.

Setelah SaCreD sudah tak berkutik, serangan gencar berikutnya tertuju kepada Maniac Online. Perang besar yang aku pimpin di Blazing Swamp berbuah kemenangan atas Major Alliance.

Selepas perang besar tersebut, Major Alliance kembali mengadakan rapat akbar di Fantasy Island.

"Bagaimana kondisi musuh untuk saat ini, silakan update perkembangan." Laffayete membuka rapat tanpa basa-basi.

"SaCreD dan Maniac Online sudah dalam keadaan terdesak, sepertinya tidak lama lagi mereka akan menyerah." Sanzeninnagi memberi komentar. Cebol satu ini tergolong aktif di Major Ally.

 "Berarti sudah saatnya kita menghajar Black Hole !!" Kata Villie Lantang. Memecah keheningan fantasy island yang begitu hening. Daun-daun yang bergesek seakan diam mendengar suara Arcana Lord tersebut.

"Saya dengar SaCreD mulai menempel ke Black Hole belakangan ini." Kata Brutuz. Seorang Titan pemberani. Orc ini mengingatkanku pada Gilliant-Zilliant

"Hmm...begitu ya. Ancaman terbesar kita sekarang hanyalah BlackHole." Laffayete menimpali.

"Tentunya juga Britaniah." Atlantis memotong.

"Untuk britaniah, semestinya kita lihat progress-nya dulu, apakah mereka akan bergabung dengan BlackHole atau tidak." Vishama membuka suara.

"Tapi jika dibiarkan, mereka akan semakin besar. Mereka sudah memonopoli Monastry sekarang." Kata Atlantis.

"Hanya Monastry, ladang uang. bukan varka." Aprilis berkomentar. Duelist ini sangat mirip dengan KaMeRaD.

"Karena saya lihat banyak yang cenderung untuk mendahulukan BlackHole, sebaiknya kita declare BlackHole sekarang." Laffayete mengakhiri kata-katanya seraya berdiri seperti hendak menyudahi rapat.

Atlantis mulai melihat ada yang aneh dengan major alliance. Sejenak dia berpikir, human tak dapat diremehkan dalam hal ini. Untuk sementara dia hanya diam untuk mempelajari.

Dan 18 clan menyatakan war melawan Blackhole..


Part 14. 18/0                                       Part 16. Putra Mahkota