Tuesday, November 13, 2012

Part 16. " Putra Mahkota "



Setelah perang besar melawan Blackhole dikumandangkan, tak menunggu lama Blackhole langsung membalas perang itu. Langkah Blackhole-pun diikuti oleh kerabat-kerabat Blackhole dari kehidupan sebelumnya di C3 dan C4. Untuk menandingi kekuatan major ally, memang seharusnya seluruh musuh major ally merapat.

Blackhole, MTV, ManiacOnline, Godfather, SaCreD bergabung menjadi 1 lambang ally yang kala itu terdengar besar dengan nama Renaisance. Pertumpahan darah terus menerus membanjiri setiap jengkal tanah yang kupijak. Tidak ada lagi harga diri yang mampu dipertahankan kecuali menang. Tak segan cara kotor dilakukan hanya untuk mengejar predikat besar, maupun hanya ingin numpang tenar.

Di saat kemenangan besar diraih major ally, masalah timbul dari tubuh ETERNITY. Beberapa unit pasukan ETERNITY bergabung dengan Balckhole dan MTV untuk menyerang major ally. Hal ini mengakibatkan Atlantis berpikir keras karena yang dilawannya kini adalah anggotanya sendiri.

Sesuai dengan janjinya, Tooroox bersama dengan teman-temannya bergabung dengan MTV untuk melakukan gerilya. Ya, gerilya. Karena sangat tidak masuk akal untuk melawan Major ally dengan saling berhadapan. Penculikan-penculikan-pun menjadi taktik jitu dalam mengelabuhi musuh.

Sebagian ETERNITY yang lain kembali ke desa untuk menjadi petani. Tak ada lagi rasa patriotisme dalam diri mereka. Banyaknya teman yang harus gugur oleh tangan ETERNITY membuat dampak yang memilukan.

“ Lo mau kemana TonQ?” tanyaku kepada TotonQ

“Gw mau pulang kampong, Rik. Cukup sudah pembantaian terhadap teman sendiri.” Kata TotonQ menahan tangis. Seorang orc juga punya air mata, tentunya ini adalah hal yang wajar.

“Gw ama anak-anak cabut dolo bro..” Chillout menepuk pundakku pertanda salam perpisahan.

“BuluketeQ, Spongebob dan Orimatsu juga ikut gw.” Tambah Chillout.

Tinggal aku sendiri melamun di clan hall..

Suasana Clan Hall kemudian menjadi hening. Tatapan kosong kuarahkan ke sudut-sudut clan hall. Tak tampak satupun anggota ETERNITY. Mereka sibuk untuk membantai saudaranya sendiri di medan perang. Kemenangan terhadap SaCreD menjadi boomerang di dalam clan ETERNITY.

Kuangkat Demon Splinterku tinggi-tinggi hendak melampiaskan kekesalanku kepada dinding clan hall. Saat ini mungkin hanya itu yang dapat kulakukan.

“Ayaahhh….ayahh….huuuu..uuuu..uu..” Terdengar suara anak kecil menangisi ayahnya. Sebelumnya sangatlah wajar hal ini terjadi mengingat perang besar antara Major alliance dengan Renaisance menyisakan pertumpahan darah yang banyak di kota Rune, Istana para bangsawan. Kota yang menjadi domisili clan hall clan ETERNITY, Sacred, BlackHole, Chronicles, Mongol dan juga VFH.

“Ayaahhh….ayahh….huuuu..uuuu..uu..” suara itu terdengar jelas sekali, kali ini aku mulai bisa merasakan apa yang dirasakan Atlantis. Mendengar apa yang tidak orang dengar.

Aku keluar dari clan hall untuk menghampiri suara anak kecil tersebut. Miris mendengarnya. Aku jadi teringat masa kecilku saat Orc Village diserang, kali ini aku mulai merasa galau.

Setelah mendapati lokasi suara tersebut. Hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya kulihat. Sesuatu yang mencengangkan membuatku jatuh bersimpuh.

“Atlantis terbujur kaku dengan Keshanberk menancap di dadanya”


Part 15. Tak Sejalan                                       Part 17. Vilification

 

No comments:

Post a Comment