Sunday, October 28, 2012

Part 14. " 18 / 0 "

Seluruh anggota ETERNITY berkumpul di castle. Berjajar rapi diwarnai dengan gumaman yang membuat gaduh. Semua insan yang hadir tentunya ingat akan ada apa hari ini. Suatu rapat alliansi yang melibatkan alliansi Immortal. Suatu alliansi yang dianggap besar, tapi belum sepenuhnya berjiwa besar.

Atlantis tak kunjung datang. Gelisah-pun mulai bergejolak. Sebagian merasa tertipu, menyisihkan waktu untuk rapat yang dinilai tak berguna. Saling merendahkan ally mengakibatkan alliansi ini rapuh. Pengambilalihan anggota juga menguatkan perseteruan alliansi ini dari dalam.

Aku-pun menjadi bingung, semakin lama menunggu semakin membuatku gusar. Rapat ini akan nyata beberapa saat kedepan akupun tak mengetahuinya. Atlantis seperti biasa menghilang di saat genting. Kelakuan orang nomor satu di ETERNITY ini terjadi hampir di semua saat penting. Pernah beliau menghilang dari kerumuman alliansi yang sedang melaksanakan raidboss subclass di Seal of Silent, meniadakan diri pada saat open war, bahkan melenyapkan diri pada saat meeting seperti ini.

Inisiatif untuk membuat command channel sambil menunggu datangnya sang ketua kulakukan. Hingga saat dimana command channel hampir penuh, Atlantis membisikkan padaku sesuatu untuk memasukkannya dalam party dan menjadikannya ketua Channel. Untungnya suasana belum memanas seperti tadi siang yang dipenuhi murka BlazeGlory.

"Dengarkan teman-temanku sekalian, hari ini saya umumkan peristiwa besar, suatu suratan yang diramalkan akan mengubah wajah ETERNITY, meleyapkan mata-mata dan menguatkan yang masih ada. Keputusan ini juga mungkin akan membuat beberapa dari kalian hengkang, aku dapat memakluminya." Kata Atlantis lantang menggunakan pengeras suara command channel.

"Jika keputusannya membuat kita terpecah, lalu untuk apa dikerjakan ketua?" Kata Toroox. Seorang Arbalester lincah, satu-satunya di clan.

"Tentunya keputusan ini sudah dipikirkan masak-masak, kita harus mendengarkannya walau sebenarnya kita tidak mau, untuk itulah diadakannya rapat ini." Kataku sedikit bijak, walaupun sebenarnya aku masih awam dengan apa itu kebijaksanaan. Yang aku tahu, war adalah segalanya.

"Trio kami mengikuti titah paduka ketua." Kata TYaZzz. Setelah Caesar berubah, gadis kecil ini membuat gang kecil yang beranggotakan anak seusianya, yaitu Wrath dan DarkSeth kecil.

"Hey, bukankah kita harus mendengarkannya dahulu baru kita mengiyakan? dasar bodoh kalian !" Suara keras ini pasti dihafal oleh seluruh peserta rapat. Siapa lagi kalau bukan EdwardCullen. Dia akhirnya hadir setelah mengancam tidak datang. Legenda yang labil kataku dalam hati.

"Edward benar, tak mungkin kita menjalani lagi keadaan seperti kemarin." Kata Soul mengaduh sambil mencocokkan Sword of Miracle +6 nya ke tanah. Pedang dengan ujung atas dan bawah yang runcing.

Pada meeting kali ini, tidak tampak lagi adanya over-power dari masing-masing perserta. Semua peserta rapat menunjukkan gengsi dalam berbicara, maupun gengsi secara penampilan. Tentengan terbaik dari masing-masing peserta menyiratkan Glamour-nya Eternity.

"Saya sedang menjalani rapat dengan Laffayete (Mongol), Vishama (Chronicles), Shinmey (Godsaint) dan banyak ketua clan yang lainnya. Ini tentang persamaan." Lanjut Atlantis

"Lantas apa hubungannya dengan Immortal? Nama-nama yang kau sebut tadi bukannya bisa jadi adalah calon musuh kita di kemudian hari?" Blazeglory membuka suara. Kegelisahan tersirat di wajahnya. Seperti ingin memberontak dengan keputusan tersebut.

"Asal tidak bersama Dengkul, saya tidak bermasalah." Kata JaggerJaQues. Shilient templar terbaik pada kala itu melebihi Daywalker.

"Lanjutkan ketua, keputusan apapun tidak akan berdampak dengan kesetiaan saya kepada Eternity." Kata Daywalker lantang. Kali ini ia seperti sedang mencari muka.

"Sebentar, ini tidak akan berdampak pada keutuhan ETERNITY kan? Dalam aliansi ini mungkin kita punya hubungan buruk dengan Sanctuary, tetapi berbeda halnya dengan Grudge, Clan saudara kita tersebut selalu men-suport kita dalam situasi apapun." Kataku gemetaran. Kalimatku terhenti disitu, karena memang hanya itu yang ada dalam pikiranku pada saat itu. Aku tak kuasa meneruskannya karena bayangan kegelapan menyapuku ketika aku ingin membayangkan perpecahan Immortal.

"Tentu tidak, Sesuai namanya, Immortal dalam hati ETERNITY akan selalu kekal, kecuali ada pemberontakan dari Sanctuary." Kata Atlantis mengenyahkan kegelisahanku.

"Semalam saya di ajak Arthur untuk Join ke clannya, Saya menolak halus dengan berkata, selama Atlantis masih di ETERNITY, saya tidak akan meninggalkannya." Kata Daywalker. kata-kata ini kemudian membungkam semua peserta rapat.

"Hmmph..Dia lagi !!" Kataku dalam hati.

"Jadi kalo Atlantis udah ga ada lo bakal mau gitu Day? Dasar Penjilat!" suara VIOLENA mencuat. Si misterius ini tidak segan-segan melontarkan kritikan pedas kepada siapapun

"Goddessfox juga datang kepadaku dan mengajak beberapa anak ETERNITY yang lain makan, dia mengutarakan keinginannya untuk menyatukan ETERNITY, GRUDGE dan SANCTUARY dalam satu atap sehingga menjadikan Immortal yang terbaik." SoulMagician menguatkan kata-kata dari DayWalker.

"Gw join, tetapi jika mengusik BlackHole, gw akan cabut." Kata Tooroox yang terlihat tidak setuju dengan merapatkan ETERNITY ke Godsaint.

"Baldr sudah saya ajak, namun dia menyombongkan diri dengan lantang menantang major alliance.

"Major alliance? Major alliance kita hanya 6 clan, 3 diantaranya clan berkembang yaitu Artonelico dan Kaskus."

"Clan saya memang kecil tapi bukan clan yang gampang hancur, saya pikir selama ikut Mongol kalian akan dijamin tidak akan mengalami kekalahan, Saya Sanzeninnagi, ketua Artonelico." Kata cebol ini sambil melebarkan senyum yang mencurigakan. Wanita kecil ini datang tanpa diundang dan tak tahu kapan datangnya.

"Sanzen benar, Bersama Mongol kita adalah major alliansi terbesar, sangat besar untuk menghancurkan kesombongan Britaniah !!" Kata Atlantis penuh kemarahan.

"memangnya berapa jumlah ally kita ketua?" Tanyaku penasaran

"18 clan"

Part 13. Childish                                       Part 15. Tak sejalan

Tuesday, October 23, 2012

Part 13. " Childish "


 
“Perhatian semuanya, kita akan rapat Alliansi nanti malam, diharapkan semua anggota ETERNITY hadir.” Seru Atlantis. Setelah sekian lama menghilang akhirnya beliau membuka suara. Hal yang ditunggu oleh sekian banyak anggota ETERNITY yang aktif.

“Ally? Omong kosong apalagi ini? Sejak kapan kita punya ally? Gue ga pernah ngrasa punya ally !!” Kata EdwardCullen geram.

“Bukankah ally kita sudah tidak ada sejak coreng muka yang dilakukan Arthur? Bukan begitu?” Kata SoulMagician menimpali.

Atlantis masih terdiam. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Bahkan untuk sekedar menoleh sepertinya enggan. Beliau kemudian duduk di Singgasana Castle Oren. Dengan sedikit tersenyum beliau melihat ke semua anggota ETERNITY yang hadir.

“Duduklah, tutup pintu castle rapat-rapat dan mari bicara.” Kata-kata tersebut keluar dari mulut Atlantis. Sesegera mungkin perintahnya dilaksanakan.

“Kali ini saya hanya ingin mendengar apapun dari kalian, sekarang, bicaralah.” Ucap Atlantis lirih dan tegas.

“Mengapa kita tidak keluar dari Alliansi terkutuk ni? Tidak cukup-kah yang dilakukan Arthur dan antek-anteknya kepada kita?” Kata EdwardCullen dengan penuh emosi.

“Ga perlu se-frontal itu, gw cuman pengan nanya, ada guna ini alliansi?” Ujar Spongebob dengan menopang dagu, seperti ingin menunjukkan bahwa ia sedang berpikir keras.

“BUBARKAN ALLY INI !! ALLY TIDAK SEHAT !! MALING !!” SoulMagician mendadak overpower. Emosinya meledak-ledak.

“Lihat, Bahkan dalam keadaan ini Atlantis masih bisa tersenyum, mengapa kau emosi berlebihan.” Permaisuri menepuk pundak Soul.  Permaisuri adalah sahabat Soul sejak lama.

“Wughhhhhhhhffff..” Secepat kilat SoulMagician mencabut pedang magicnya dan menyerang Atlantis dengan Wind Vortex. Tapi yang terjadi justru Soul yang terkapar.

“Sudah mengocehmu BOCAH SMA?!? Ada hasil dengan seranganmu ?!? “ Semua mata tertuju dari asal suara tersebut. Suara Dominator clan yang memang menggelegar. Suara itu cukup untuk membuat seluruh dinding castle bergetar. Sesaat kemudian BlazeGlory terlihat berdoa untuk menyembuhkan SoulMagician.

SoulMagician menatap Atlantis dengan sinis.

“Di saat clan dalam keadaan tidak kondusif, mengapa kita harus memperburuknya? Bahkan kita seperti tidak menghormati ketua kita sendiri.” Bluebell bersuara lirih. Suara khas dari seorang dancer yang mampu menenangkan keadaaan.

“Mengapa kau tidak bersuara, Mengapa engkau hanya tersenyum?” Tanyaku kepada Atlantis.

“Selama kalian terus seperti ini, selamanya keadaan ini akan begini, bahkan akan semakin buruk.” Atlantis menyudahi senyumnya dengan tatapan serius.

“Baiklah kalau begitu, kita memang harus hadir dalam rapat alliansi nanti malam.” Kataku sambil melihat ke seluruh anggota yang hadir.

“Kalau gue ga ikut emang kenapa?” Kata EdwardCullen menantang.

“Lo emang ada hak untuk absen, tapi ETER akan tetap datang.”




Part 12. Demigod                                       Part 14. 18 / 0

Saturday, October 13, 2012

Part 12. " Demigod "

 
"Caesar, apa tidak ada yang dapat kau lakukan selain berjualan? apa kau tidak ingin melakukan hal yang berguna demi clan?" Kataku dengan nada tinggi. Semakin hari cebol ini semakin ga enak dipandang mata. Duduk di CH untuk sekedar manufacture maupun berjualan. Pemandangan membosankan mengingat kakek tua peyot ini menginspirasi generasi lainnya yaitu TyaZzz untuk melakukan hal yang sama.

"Demi Clan? Yang gw pernah denger hanya demigod, ha ha ha.." si brewok ini meledekku

"Liat TyaZzz, kau membencinya bukan?merasa disaingi? JELAS!! karena dia sama sepertimu, tidak ada hal yang lebih penting dari berdagang di pikirannya." Kataku sambil menendang dagangan Caesar. Botol soulslot berceceran di lantai CH. Sejenak Caesar merenung dan kemudian melihat ke arahku.

"TIDAK BERGUNA BAGI CLAN KATAMU?!? LIAT APA YANG LO LAKUIN? ITU BERGUNA BAGI CLAN ?!?" Kata Caesar marah. Baru kali ini aku melihat Caesar marah.

"Mulai sekarang aku akan ikut berperang, jangan tanya lagi tentang ransum clan." Tambah Caesar lagi sembari membanting pintu CH. Teramat keras hingga jack yang sedang bersandar ke pintu CH-pun terjatuh.

"Di otak lo hanya perang dan perang, perang itu butuh modal bung! Caesar dan aku berjualan di clan tanpa untung, ITU JUGA DEMI CLAN !!" Kata TyaZzz seraya menendangi pecahan botol soulslot di lantai CH. Kemudian dia pergi dengan meminta Jack men-teleportkannya. Terdengar dia berbisik agar Jack membersihkan pecahan botol di lantai.

Apa yang aku lakukan? Naluri berperangku mengantarkanku pada kehancuran. Kejayaan masa lalu membuatku terlalu sombong. Bahkan aku tak dapat menyatukan seluruh anggota clan untuk dapat bergotong-royong. Bagaimanapun juga aku bukan Atlantis. Aku hanya panglima perang bukan seorang diplomat. Bagaimana aku bisa menjaga clan ini.

"Jack, teleport-in gw ke monas." Kata salah seorang dark elf. dia terlihat lebih menyeramkan dari DayWalker, tapi aku tak mengenalnya. Terlalu banyak yang memiliki hak undang di clan membuat clan ini penuh dengan orang asing.

"Aku juga." Kataku singkat

Dark elf tadi menuju ke dalam monastry. Aku jadi teringat dengan salah seorang kamael tertuduh mata-mata SaCreD bernama Anorthosix. Kali ini aku harus memastikan clanku tanpa adanya mata-mata dari manapun. Kumasuki lorong monastry, tidak ada tanda-tanda dark elf tadi. Begitu cepat gerakannya hingga dia mungkin masuk terlalu dalam.

"Nyariin gw?" Kata salah seorang dari balik tubuh monster monastry.

"Ah, aku hanya ingin hunt disini." Kataku mengelak

"Bukan tempat lo hunt disini, cabut gih." Tambah dark elf tadi

"Aku ingin mengenalmu, seperti halnya yang lain." Kataku tegas.

"Gw derPanzer, sama dengan shilient templar yang lain. Sekarang pergilah." Kata dark elf ini sombong. Setelah itu dia tak lagi menggubrisku.

"Kalo tanker sepertimu bisa, tentunya aku bisa hunt disini." Kataku sambil membunuh salah satu monster. Walaupun dengan susah payah, akhirnya aku bisa juga membunuhnya.

"Brukk.,..brukk.....Bruk..." Aku melihat belasan monster tumbang hanya dalam beberapa kali gerakan. Wajar saja dalam list anggota clan dia memiliki sertifikat di atasku, cara huntingnya seperti ini.

Ada apa dengan dunia ini. Seorang tangker memiliki serangan yang begitu menakjubkan. Aku duduk dekat pintu masuk bagian dalam. Kuamati cara hunting derPanzer, dia terlihat begitu mandiri. Dia memikirkan level tanpa sedikitpun memikirkan perang. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, paling ngga dia berguna bagi clan dalam castle siege. Ya, aku tak perlu risau sekarang. War field bukan segalanya, war sebenarnya adalah castle siege.

Karena bosan melihat derPanzer yang beberapa kali naik level, akhirnya aku putuskan untuk mencari DayWalker. Kemana dia selama ini. Menaikkan level kah? atau dia hanya bersenang-senang dengan para wanita seperti biasanya? Ah Tanker clan yang satu ini memang tannker galau. 

Kulihat lagi list anggota clan. DayWalker masih level 78, derPanzer 80 dan hey, siapa ini Mo0ndz? Sejak Puella keluar dari clan, ETERNITY hanya memiliki Chlo3 sebagai cardinal tertinggi, itupun dia masih level 78. Bagaimana bisa ada seorang cardinal dengan level ngebut hingga 81 di ETERNITY. ETERNITY ini clan yang tidak suka hunting party. Hunt dimana Mo0ndz?

"Dia hunt di primeval isle, surga para dinosaurus." Kata Atlantis berbisik menggunakan bahasa batin.

"Siapa dia sebenarnya?" Tanyaku penasaran. Sejak saat ini aku mulai merasa harus mengenal semua member ETERNITY.

" Mereka Demigod "

Part 11. Advice                                      Part 13. Childish

Wednesday, October 10, 2012

Part 11. " Advice "


Hal yang paling menyakitkan dalam sebuah pertempuran adalah kekalahan. Lebih menyakitkan lagi jika kekalahan itu membuat kita menyerah. Kata bijak itu berputar-putar dalam otakku ketika melihat begitu banyak prajurit ETERNITY yang terluka. Tidak banyak yang bisa dilakukan saat ini. Bayangan kekalahan telak tempo hari membuat ketakutan yang menjadi-jadi. Dimana Atlantis selama ini. Figur ketua lenyap dan nyali perang memudar bersama dengan hilangnya sang ketua tanpa adanya kejelasan. Clan sebesar ini ditinggalkan begitu saja, sungguh ironi.

"Rikishi, kelak kau akan sadar bahwa aku tidak serta-merta meninggalkan clan. Kamu akan tahu betapa hebatnya ETERNITY setelah kamu memahaminya." Bisik Atlantis.

Saat mata terpejam, suara itu hadir tanpa aku bisa membalasnya. Suara Atlantis yang aku kenal selalu menuntunku untuk terus memperjuangkan clan. Beliau hidup dalam jiwa ETERNITY. Semangat itulah yang membuatku tetap tegar menghadapi semua gejolak yang ada di dalam maupun luar clan.

"BlueBell, Apa targetmu sekarang?" Tanyaku kepada Bluebell, satu-satunya BladeDancer ETERNITY. Sebelumnya pernah ada yang bernama Arnac, namun sepertinya ia tidak dapat diandalkan.

"Saat ini yang aku pikirkan adalah bagaimana bisa berguna bagi clan, walaupun sebenarnya aku lebih memilih menang tanpa harus berperang." Ujar BlueBell lirih. Kata-kata yang khas dari seorang BladeDancer. Tata bicara lembut ini membuat siapapun pasti akan terpaku padanya saat berbicara maupun melakukan dance.

"Perhatian bagi semuanya, lakukan apa yang ingin kalian lakukan. Silakan leveling setinggi-tingginya. Lupakan adat lama yang mengharuskan kita tahan level. Kini saatnya kita memperdalam jurus yang seharusnya. Meninggikan level yang semestinya. Clan dalam keadaan darurat militer. Semua wajib perang!!"
Kataku dengan suara keras. Sedemikian kerasnya sehingga aku sendiri merinding untuk mendengarkannya.

Seperti halnya member clan yang lain, akupun turut hunting untuk dapat memaksimalkan jurus dan berubah profesi tingkat lanjut. Di saat sebagian besar ETERNITY memilih untuk hunting di Forest of Death, aku lebih memilih hunting di tempat yang jauh, Blazing Swamp.

Gatekeeper Elisa terlihat sibuk. Petugas teleport Aden ini sepertinya memang selalu sibuk. Mungkin karena Aden adalah ibukota yang memiliki begitu banyak variasi tempat hunt yang membuat kota ini begitu ramai. Karena sudah pernah berkenalan sebelumnya waktu hunting di ABG, aku jadi tidak canggung lagi memintanya untuk men-teleportkanku ke Blazing Swamp. Dengan tersenyum ramah Elisa men-teleportkanku ke Blazing Swamp, Suatu area yang penuh dengan lahar panas.

Menelusuri lembah yang penuh dengan retakan tak mengurungkan niatku untuk berburu di tempat ini. Bagiku, tidak ada tempat yang indah untuk orc selain Orc Village. Jadi aku tak perlu mengeluh untuk hunting dimanapun.

Setelah 10 menit perjalanan, aku sampai di tempat terdalam dari Blazing Swamp. Di atas gunung berapi ini aku melewatkan waktu untuk berlatih hingga mengantongi banyak sertifikat. Meskpun tak jarang juga Rossovinn dan CLOUTH datang hanya untuk mengeroyokku. Sesekali aku juga pernah mengalahkan mereka berdua sekaligus, setelah memakan banyak potion juga tentunya.

"Byuuuurrr....byuurrrrr..." Suara air terjun sayup terdengar. Aku langsung bersiaga apabila ada musuh yang mendekat. Tanpa sadar aku telah menuruni gunung berapi yang curam dan berbatu ini hanya karena mengikuti arah suara air tadi.

"Bruugghhh...sssssrttttt..." Aku jatuh tergulung dari atas gunung. Untung saja tidak sampai masuk ke dalam retakan.

"Hei, sedang apa dirimu disitu." Seseorang menyapaku dan menepuk pundakku. Ia sangat mengejutkanku, Aku langsung berdiri. Karena tidak ingin terlihat lemah aku menoleh dengan berusaha berekspresi sesantai mungkin.

"Loh, Kamu ETERNITY, sebelumnya aku tidak pernah melihatmu." Tanyaku kepada elf itu penasaran. Setidaknya ini caraku untuk menghilangkan ekspresi panik.

"Tidak pernah melihatku, apa tidak pernah melihatku berperang?" Kata Elf itu sambil mengedipkan mata padaku. Dia menunduk seperti sedang menebar pesona kepadaku. Tangannya diletakkan sejajar lurus dengan perut dan akhirnya aku tau sebenarnya itu ekspresi malu-malu.

"Memangnya kamu bisa berperang?" Tanyaku meledek. Kupandangi armornya yang sepertinya masih baru. Siapapun juga pasti tahu itu adalah Dark crystal Robe, Armor dambaan para wizard. Sekilas dia terlihat elegan, tak jauh beda dengan para elf pada umumnya. Tapi yang aneh setelah aku melihat senjata yang dibawanya. Sebuah senjata yang mirip dengan begitu banyak perabotan rumah. Diantaranya mirip dengan Raket listrik, Tebah kasur hingga gitar.

"Bugg...Hayoo..liat apa?? wah dasar orc ga bisa liat elf cantik.." Elf itu memukul kepalaku dengan senjatanya. Pukulannya membuatku sadar bahwa senjata itu tidak bisa diremehkan. Permukaannya yang keras ditambah aura mistis yang ada padanya membuat item itu terlihat lebih berbahaya dari Sword of Valhala.

"Yah, minimal sekarang aku tahu apa guna dari senjata yang kamu tenteng itu." Kataku sambil mengusap-usap kepalaku. Aku tidak takut dia menyerangku karena kami memang sama-sama berlambang ETERNITY.

"Makanya jangan terlalu cepat menilai sesuatu sebelum kamu benar-benar mengenalnya." Kata Elf itu sembari menyerang monster lagi. Kata-kata itu merasuk dalam pembunuh darah kepala. Merayap hingga memaksa masuk ke dalam otakku.

Seperti sebagian besar kalimat yang pernah aku dengar, semuanya kuserap dengan baik. Walaupun dari banyaknya kata-kata penting itu aku lupa siapa yang mencetuskannya, paling ngga kata-kata itu akan berguna untukku di kemudian hari. Bagiku, mendengarkan adalah mengisi peluru yang pada suatu saat kulontarkan untuk berbicara.

"Eh,..aku belum tau namamu.." Teriakku. Tapi aku tak lagi mendapati Elf tadi berada di sekitarku. Tak lama kemudian aku mendengar ia berbisik.

"Sssstt..Aku VaraQuins ^_^."


Part 10. Mysterious Man                                       Part 13. Childish

Sunday, October 7, 2012

Part 10. " Mysterious Man "



"Kumpulkan semua Prajurit ETERNITY yang tersisa. Untuk sementara ETERNITY ada dalam kendaliku. Paling tidak selama Atlantis tidak ada." Kataku lantang diikuti dengan berkumpulnya semua anggota clan.
Kuperhatikan semua prajurit ETERNITY yang tersisa. Banyak nama baru yang menghiasi Clan. Terlalu banyak sehingga clan ini menjadi tegang. Khawatir akan adanya mata-mata. Walaupun sebenarnya tidak masalah dengan ETERNITY jika memang ada mata-mata. Karena seluruh akses informasi clan ditutup dengan rapat. Bahasa batin membuat informasi tentang clan ini tidak mudah beredar.

"GILLIANT-ZILLIANT dimana kalian?" Aku berteriak kebingungan. Orc kembar ini tidak biasanya menghilang begitu saja.

"Mereka dikeluarkan dari clan sebagai syarat damai kepada Britaniah, Rik." Kata salah seorang Doom Bringer. Sebelumnya aku tidak pernah melihat dia.

"Hey, siapa kamu? Aku belum mengenalmu." Tanyaku penasaran

"Aku Bin2Zzz, Memang belum lama aku di ETERNITY." Kata Doom Bringer itu.

"Jadi mereka berkorban untuk kelangsungan ETERNITY ya, dan celakanya Britaniah masih terus menerus mendesak kita bubar." Gumamku.

"Lantas apa yang akan kita lakukan? Maaf, nama saya Asche" tanya seorang elf yang memakai kimono walaupun dia sama sekali tidak terlihat seperti Amduscias.

"Kita Ratakan SaCreD, semua berkumpul di gerbang barat Rune !!" Kataku sambil meminta Jack untuk men-teleportkanku ke Gerbang barat.

Prajurit ETERNITY meneruskan jalan dari Forest of Death menuju jalan setapak ke arah hutan. Hutan yang begitu gelap ini terasa sangat menyeramkan. Tidak hanya vampire yang akan muncul melainkan musuh yang tidak ada kompromi untuk membunuh. Hingga ujung Forest of Death ETERNITY belum juga menemukan satu orang SaCreD-pun. Sampai keesokan harinya keluar dari hutan dan memasuki wilayah Swamp of Scream.

Karena kelelahan prajurit ETERNITY berhenti di balik batu besar. Teramat besar sehingga mampu membuat kami berlindung dengan teduh dari terik matahari tempat hunt yang berupa kolam-kolam itu.

Terdengar suara hentakan kaki dari kejauhan. Kami yang kelelahan berusaha tetap siaga apabila terjadi serangan dadakan. Tak lama suara hentakan kaki itu menghilang. Aku menghela nafas panjang dan terjatuh lunglai kelelahan. Terdengar suara seperti berbisik dari beberapa kamael di pasukanku namun kuacuhkan.

"Serbuuuuu..." Hentakan kaki yang sepertinya terlalu banyak itu terdengar mendekat. Dipimpin oleh seorang yang amat sangat aku kenal. Ya, siapa lagi kalau bukan KaMeRaD.

Bising Suara pedang dan dentuman gada serta senjata tumpul lainnya memekakkan telinga. Membuat Suasana Swamp of Scream semakin suram. Hiruk-pikuk ini tak berlangsung lama karena Prajurit ETERNITY yang memang lebih sedikit rata dengan tanah terlebih dahulu. KaMeRaD menghampiriku dan bergerak seperti akan membunuhku untuk kedua kalinya. Pedang perah yang dulu pernah dia gunakan untuk membunuhku sekarang menyala terang. Sangat layak untuk dapat mencabik-cabik tubuhku lebih gila dari sebelumnya. Triple Sonic Slash dari Duelist memang sakitnya melegenda.

Seluruh prajurit SaCreD yang masih hidup mengerubungiku, seperti hendak mempersembahkanku kepada dewa mereka. Umpatan demi umpatan menyeruak ke angkasa. KaMeRaD mengangkat tinggi pedang peraknya hendak mengeksekusiku. Seperti Dewa kematian hendak memanggilku lagi.

"Brukkk....." Tubuh KaMeRaD roboh di sebelahku. Tak jelas apa yang membuatnya gontai.

Tanpa setahuku seluruh prajurit ETERNITY bangkit dan menghajar SaCreD dari belakang. Prajurit SaCreD rata dengan cepat. Dari kejauhan tampak seorang Dark Elf sedang menghidupkan semua prajurit ETERNITY yang mati. Aku bergerak menghampiri dia dan kutanyakan siapa dia. Dia menjawab singkat dan tanpa ekspresi.

"I'm VIOLENA"

Part 9. Surrender                                                            Part 11. Advice