Sunday, October 7, 2012

Part 10. " Mysterious Man "



"Kumpulkan semua Prajurit ETERNITY yang tersisa. Untuk sementara ETERNITY ada dalam kendaliku. Paling tidak selama Atlantis tidak ada." Kataku lantang diikuti dengan berkumpulnya semua anggota clan.
Kuperhatikan semua prajurit ETERNITY yang tersisa. Banyak nama baru yang menghiasi Clan. Terlalu banyak sehingga clan ini menjadi tegang. Khawatir akan adanya mata-mata. Walaupun sebenarnya tidak masalah dengan ETERNITY jika memang ada mata-mata. Karena seluruh akses informasi clan ditutup dengan rapat. Bahasa batin membuat informasi tentang clan ini tidak mudah beredar.

"GILLIANT-ZILLIANT dimana kalian?" Aku berteriak kebingungan. Orc kembar ini tidak biasanya menghilang begitu saja.

"Mereka dikeluarkan dari clan sebagai syarat damai kepada Britaniah, Rik." Kata salah seorang Doom Bringer. Sebelumnya aku tidak pernah melihat dia.

"Hey, siapa kamu? Aku belum mengenalmu." Tanyaku penasaran

"Aku Bin2Zzz, Memang belum lama aku di ETERNITY." Kata Doom Bringer itu.

"Jadi mereka berkorban untuk kelangsungan ETERNITY ya, dan celakanya Britaniah masih terus menerus mendesak kita bubar." Gumamku.

"Lantas apa yang akan kita lakukan? Maaf, nama saya Asche" tanya seorang elf yang memakai kimono walaupun dia sama sekali tidak terlihat seperti Amduscias.

"Kita Ratakan SaCreD, semua berkumpul di gerbang barat Rune !!" Kataku sambil meminta Jack untuk men-teleportkanku ke Gerbang barat.

Prajurit ETERNITY meneruskan jalan dari Forest of Death menuju jalan setapak ke arah hutan. Hutan yang begitu gelap ini terasa sangat menyeramkan. Tidak hanya vampire yang akan muncul melainkan musuh yang tidak ada kompromi untuk membunuh. Hingga ujung Forest of Death ETERNITY belum juga menemukan satu orang SaCreD-pun. Sampai keesokan harinya keluar dari hutan dan memasuki wilayah Swamp of Scream.

Karena kelelahan prajurit ETERNITY berhenti di balik batu besar. Teramat besar sehingga mampu membuat kami berlindung dengan teduh dari terik matahari tempat hunt yang berupa kolam-kolam itu.

Terdengar suara hentakan kaki dari kejauhan. Kami yang kelelahan berusaha tetap siaga apabila terjadi serangan dadakan. Tak lama suara hentakan kaki itu menghilang. Aku menghela nafas panjang dan terjatuh lunglai kelelahan. Terdengar suara seperti berbisik dari beberapa kamael di pasukanku namun kuacuhkan.

"Serbuuuuu..." Hentakan kaki yang sepertinya terlalu banyak itu terdengar mendekat. Dipimpin oleh seorang yang amat sangat aku kenal. Ya, siapa lagi kalau bukan KaMeRaD.

Bising Suara pedang dan dentuman gada serta senjata tumpul lainnya memekakkan telinga. Membuat Suasana Swamp of Scream semakin suram. Hiruk-pikuk ini tak berlangsung lama karena Prajurit ETERNITY yang memang lebih sedikit rata dengan tanah terlebih dahulu. KaMeRaD menghampiriku dan bergerak seperti akan membunuhku untuk kedua kalinya. Pedang perah yang dulu pernah dia gunakan untuk membunuhku sekarang menyala terang. Sangat layak untuk dapat mencabik-cabik tubuhku lebih gila dari sebelumnya. Triple Sonic Slash dari Duelist memang sakitnya melegenda.

Seluruh prajurit SaCreD yang masih hidup mengerubungiku, seperti hendak mempersembahkanku kepada dewa mereka. Umpatan demi umpatan menyeruak ke angkasa. KaMeRaD mengangkat tinggi pedang peraknya hendak mengeksekusiku. Seperti Dewa kematian hendak memanggilku lagi.

"Brukkk....." Tubuh KaMeRaD roboh di sebelahku. Tak jelas apa yang membuatnya gontai.

Tanpa setahuku seluruh prajurit ETERNITY bangkit dan menghajar SaCreD dari belakang. Prajurit SaCreD rata dengan cepat. Dari kejauhan tampak seorang Dark Elf sedang menghidupkan semua prajurit ETERNITY yang mati. Aku bergerak menghampiri dia dan kutanyakan siapa dia. Dia menjawab singkat dan tanpa ekspresi.

"I'm VIOLENA"

Part 9. Surrender                                                            Part 11. Advice

No comments:

Post a Comment