Thursday, September 27, 2012

Part 9. " Surrender "



“Keluar kau Atlantis!! Kita duel 1 by 1!!” Teriak KaMeRaD dari luar CH. Teriakan lantang diikuti cercaan dari seluruh member SaCreD dari luar Luna Chamber ini menggerakkan seluruh bala tentara ETERNITY ikut keluar dari Clan Hall.

“Bedebah kau KaMeRaD !! harusnya kubunuh kau dari dulu !!” Kata Gilliant-Zilliant marah. Dulu KaMeRaD tiap kali ingin menaikkan level selalu dibiarkan oleh Gilliant-Zilliant.

“Mari berperang, dan setelahnya akan kukencingi mayat-mayat kalian, HAHAHA.” Kata Rossovinn angkuh.

“Diam kau Rossovinn, Tak seorangpun boleh menghina Ketuaku, Clanku dan memberku, paham kau?!?!?” Kataku sambil menarik baju Rossovinn.

“Mau kubuat mati untuk ke-berapa kalinya kau bocah!!!?!?” Kata Rossovinn seraya mengangkat Grindernya hendak menusukku.

 “BUmmmphhh….” Gilliant mendaratkan Destroyer Hammer ke kepala Rossovinn. Rosso gontai dan ambruk.

“Jangan pernah tidak sopan dengan Kapten ETERNITY, PAHAM?”  Kata Gilliant sambil menendang Rossovinn jauh-jauh..

Sesaat kemudian terdengar suara derap langkah penjaga Rune. Semua anggota ETERNITY dan SaCreD memasuki CH. Tidak begitu dengan Aku dan KaMeRaD.

“Ok, MULAI SEKARANG KITA PERANG TERBUKA. KUPASTIKAN SELURUH PRAJURIT ETERNITY AKAN SENGSARA. BAHKAN MENGEMIS DAMAI KEPADA SaCreD TIDAK AKAN MEREDAKAN KEMARAHANKU. AKAN KUBUNUH SETIAP LAMBANG ETERNITY SEUMUR HIDUPKU. BAHKAN SAAT SELURUH ANGGOTAKU TIADA, AKU AKAN TETAP MENGEJARMU ATLANTIS!! INGAT ITU !!. ITU SUMPAHKU.” Kata KaMeRaD lantang.

“Dan aku, Kupastikan namamu akan tenggelam suatu saat nanti. Bangkaimu akan menjadi makanan monster. Tak akan ada lagi The KaMeRaD. Kau akan rata bersamaan dengan kesombonganmu. Terkutuk kau dengan semua pengikutmu. Dan untuk semua prajurit SaCreD, kupastikan kalian semua akan mati jika masih berlambang SaCreD. Seumur hidupmu akan dalam ketakutan. Itu ikrarku.” Kataku tidak kalah lantang.

SaCreD diam-dam ternyata telah bergabung dengan britaniah untuk menyerang ETERNITY bersama. Total 8 clan yang pada saat itu menyerang ETERNITY membuat ETER terdesak. Banyak prajurit ETER yang meninggalkan clan karena perang tidak imbang ini. ETERNITY kemudian mengurung diri di clan hall. ETERNITY adalah clan pertama yang merasakan dikeroyok major alliance, Einherjar.

“Atlantis pengecut, dimana loe? loe takut ha?" Teriak EdwardCullen. Suaranya menggaung di seluruh dinding Clan Hall.

“Siklus Hidup memang akan selalu begini. Masa damai diiringi nyanyian gegap gempita anak-anak memutari api unggun. Masa setelahnya adalah kedengkian yang berkecamuk. Kemudian terjadi war hingga memakan jutaan jiwa. Sebagian yang lain kemudian menyadari kesia-siaannya dan mengadakan perundingan. Setelahnya akan kembali menjadi masa damai. Akan terus begitu…dan selalu begitu.” Kata salah seorang Dark Elf dengan baju biru. Dua pedang yang dibawanya cukup menunjukkan bahwa dia seorang Blade Dancer.

“Ronggeng banyak gaya…Wuuuffffhhhtttt” Dilemparkannya Tulang busuk yang dibakar dengan api Dead Spike ke arah Blade Dancer itu.

“Prankkkkzzz!!! Terdengar suara seperti peraduan dua benda keras. Setelah asap mulai lenyap baru terlihat ada apa sebenarnya. Serangan EdwardCullen ditahan oleh perisai Doom.

“Di luar kita sedang diserang, sekarang kita mau perang saudara? Ini yang kalian sebut open war?!??” Kata Atlantis yang muncul dari balik tameng Doom. Mendadak seluruh ruangan menjadi hening.

“Orang yang akan kau bunuh ini adalah anak dari seseorang yang berjasa untuk ETERNITY. Namanya Bluebell. Apakah kalian lupa dengan jasad NeoBahamut dan lust yang terbujur kaku hanya demi membantu kalian hunting ha?!?!? Bahkan lust belum nobles telah megorbankan jiwanya untuk kalian semua…” Atlantis mendadak sangat marah karena kekanak-kanakan seluruh prajurit ETERNITY.

“Menunggu titah baginda Atlantis.” Ujarku sambil bersimpuh. Diikuti sebagian yang lain.

“Selama aku masih ketua Clan disini, takkan ada siapapun yang bisa menghancurkannya. Aku sudah menyiapkan rencana untuk SaCred, begitu juga Britaniah.”

“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” Tanya Gilliant-Zilliant kepada Atlantis


“Kita akan menyerah...”


Part 8. Kudeta                                                            Part 10. Mysterious Man


No comments:

Post a Comment