Sunday, September 23, 2012

Part 8. " Kudeta "


Setelah serangan SaCreD tempo hari wajar member ETERNITY menjadi tegang, Terutama Atlantis. Kudapati dia seringkali berbincang dengan Daywalker secara serius. Mereka mungkin membicarakan tentang masa depan ETERNITY. Atlantis pandai mengungkapkan kata bahkan mampu mempengaruhi orang dalam waktu sekejap karena logika yang dimilikinya memang sangat nyata. Dia mampu mengubah seorang pecundang menjadi paling bersemangat diantara kaumnya. Sekilas terlihat seperti Kapten Jack Sparrow dalam film Pirate Caribean yang ahli dalam berperang maupun bernegosiasi. Walaupun lokasi pertemuan mereka di tempat umum clan alias di clan hall, sepertinya tidak satupun dari member yang lain mau peduli dengan politik clan. Apalagi TyaZzz dan Caesar yang selalu asyik membuat soul slot. Seakan-akan mereka tidak peduli hal lain selain uang.

"Rikishi, kemarilah..Kuperhatikan kau dari tadi menonton kami berbincang..bergabunglah kemari.." Kata Atlantis sembari melambaikan tangannya kepadaku. Dari sekian banyak member kenapa aku yang baru yang diajak bergabung? Ini sangatlah tidak wajar.

"Ii..iya..."  Aku menjawabnya dengan suara berat. Suara khas seseorang dari desa orc sepertiku. Ras yang sangat mengagungkan Dewa api, Paagrio.

"Duduk di sebelahku, kita sedang berbicara masa depan ETERNITY, kamu tertarik?" Tanya Atlantis dengan tersenyum. Wibawa dari leader clan ini membuat siapapun pasti akan tunduk. Pemimpin berkharisma yang sangat jarang ditemui dimanapun. Andai saja ada pemimpin seperti ini di Indonesia.

"Hey jangan melamun, Atlantis sedang bicara kepadamu, dasar orc maho." Kata DayWalker sambil memukul kepalaku dengan Nightmare shieldnya. Perisai yang terlihat sangat keras dengan warna merah.

"Aku denger kali, Aku emang maho, MAfia HOngkong!" Celetukku sambil menggerakkan Artho Nailku untuk menyingkirkan Nightmare Shield DayWalker dari kepalaku.

Sabetan Artho Nailku tidak menggores Nightmare Shield Daywalker sedikitpun. Yang ada malah Artho nailku menjadi bengkok. Daywalker tertawa terpingkal karena melihat Artho Nailku bengkok. Dia mempertontonkan tulisan Foundation pada Nightmare Shieldnya yang notabene Limited Edition  pada masa itu.

Aku mulai mengerti apa itu gengsi sebagai prajurit ETERNITY. Kulihat ke sekitar, sebagian besar prajurit ETERNITY meskipun levelnya kecil tetapi ekuip yang dikenakannya luar biasa. Sebut saja SoulMagician yang mengenakan Sword of Miracles menyala terang yang akhirnya aku tahu itu +6, Chillout sang Tanker Flamboyant membawa binatang hitam juga mengenakan Armor set Nightmare asli apalagi Daywalker yang aku curiga seluruh ekuipnya foundation.

"Rikishi, kamu ingat aku pernah memberikan wejangan kepadamu bahwa kamu akan dimuliakan dengan pengembaraan?" Tanya Atlantis serius dan membuatku tersentak.

"Dulu saat aku dikeluarkan dari ETERNITY? Of course, then why?" Tanyaku

"Ga perlu sok english lah, bahasa sehari-hari aja napa sih, dasar orc, gede badan doang." Ejek DayWalker

"Eh dipikir ane masih takut ama dark elf ha? sembarangan aja, ane sate tau rasa!" Kataku sedikit galak.

"Kalian bisa lebih dewasa ga!?!?" Bentak Atlantis. Seluruh ruangan clan hall segera melihat ke arah kami. Tanpa ada suara, hening sejenak. Aku tidak pernah melihat Atlantis semarah ini.

"Tentu bisa Baginda." Kataku ingin menenangkan. Dark Elf pendiam memang lebih menakutkan jika sedang marah.

"Kita akan bertarung nanti, suatu saat." Bisik DayWalker walau sebanarnya aku tak mempedulikannya.

"Clan kita ini terancam akan diserang kalian masih bisa bercanda ha?" Tanya Atlantis dengan nada tinggi.

"Bruaarrrrr...." Guci di sebelah Atlantis meledak. Sesaat setelahnya semua menoleh ke arah serangan yang membuat guci kesayangan Atlantis ini hancur.

"Sejak kapan ETERNITY mengenal rasa takut ha? SEJAK KAPAN ?!?! SaCreD yang dulu pernah mengemis damai kepada kita dan sekarang dia menyerang balik kita takut? OMONG KOSONG APA INI HA?!?!?" Teriak SoulMagician marah. Dark Elf satu ini mungkin termasuk andalan ETERNITY karena Sword of Miracles di tangannya tidak ada duanya.

"Gw yang akan membantai SaCreD sendiri kalau kalian tidak berani, PAHAM!?!?" Kata salah seorang di sebelah SoulMagician yang belakangan aku tau namanya KokomDebora.

"Untuk masalah hunting silakan serahkan kepada saya dan lust, jika memang clan terdesak tidak bisa hunting." Kata NeoBahamut menenangkan yang lainnya. NeoBahamut adalah orang yang berjasa di ETERNITY. Beliau membantu semua anggota ETERNITY yang susah leveling dari level kecil.

"Aku tergerak dengan apa yang kalian bicarakan, memang benar ETERNITY tidak pernah merasa takut kepada siapapun, memang benar clan ini berdiri sudah lama bahkan dari kehidupan sebelumnya di C3 maupun C4, tapi apakah kalian tidak mengerti bahwa Atlantis belum mengutarakan apa yang dia khawatirkan?." Kataku memotong pembicaraan. Sejenak Clan Hall terasa Hening. Semua mata menatap ke arahku.

"Baby orc mau sok pintar rupanya, duel lawan gue dolo kalau loe menang baru loe boleh ikut bicara." Kata EdwardCullen dengan sombong. Aku mendiamkannya karena aku memang pernah kalah tanpa perlawanan dengannya.

"Saya sudah boleh berbicara kawan-kawan?" Tanya Atlantis dengan ramah. Dia masih bisa ramah di saat panas seperti ini. Pikirannya tetap dingin walaupun dia sempat marah beberapa menit yang lalu.

"Memang setelah kita menang telak dengan SaCreD, SaCreD pernah menyerah karena seorang kamael yang mendatangi kita menginginkan demikian. Tapi tentu kalian ingat sebenarnya bahaya besar dari SaCreD itu datang dari leadernya yaitu KaMeRaD. Kepemimpinan beliau akan dapat menggerakkan 100% anggota clan dengan sekali seruan. Beliau bukan orang sembarangan. Human memang memiliki kepiawaian sendiri dalam berorasi. Lantas itu yang saya khawatirkan? tentu saja bukan." terang Atlantis.

"Saya bermimpi tentang teman saya dari clan di kota Aden. Dia memakai lambang ETERNITY dan menjilat sepatu saya hingga meleleh. Saya artikan ini sebagai pengkhianatan besar-besaran dari dalam dan luar clan. Itulah yang sedang kami perbincangkan dan kami khawatirkan." Tambah Atlantis serius.

"Jadi maksud Baginda, Einherjar?"



Part 7. Raid Boss                                                           Part 9. Surrender


No comments:

Post a Comment