Wednesday, December 12, 2012

Part 19. " Useless "

Era JaggerJaQues tidak bertahan lama. Hanya terpaut beberapa waktu setelah beliau menjabat, kekuasaan beliau digulingkan oleh kudeta DayWalker. Bersama dengan Dukun legendaris clan BlazeGlory, Daywalker berhasil mengeyahkan JaggerJaQues yang notabene hanya orang baru dalam Eternity.  Dan Rezim DayWalker dimulai.

Dalam masa pemerintahan DayWalker, Eternity sempat mengenyam masa kejayaan. Dihiasi dengan banyaknya member clan berpengalaman serta kekuatan hero yang melengkapinya. Namun di balik itu semua, DayWalker adalah seseorang yang Individualis. Seluruh kekayaan castle dijadikan hak milik olehnya.

Sore itu di medan perang..

Angin bertiup cukup kencang. Matahari dengan mata merahnya memanggang tanah lapang berbatu yang dihiasi dengan banyaknya noda darah yang mengering. Gumaman suara begitu banyak orang membuat suasana kian panas, Titik merah pada Matahari membiaskan cahaya pada tanah sehingga tampak berwarna orange.

Seperti sore-sore biasanya, Varka Silenos selalu ramai akan para Legenda. Dari sekedar memamerkan peralatan perang hingga melakukan pertarungan. Disini biasa terjadi ajang judi antara beberapa orang dengan jago-jagonya masing-masing. Tak jarang, clan war juga terjadi disini layaknya medan perang pada umumnya.

Aku menyeka mukaku yang sudah tak terlihat hijau lagi. Warna coklat lebih dominan akibat banyaknya debu yang melekat. Itu sangatlah wajar karena air adalah sesuatu yang mustahil didapatkan di tempat ini. Untuk sekedar melepas lelah, akupun duduk di sebelah penjaga Varka Silenos yang tak pernah aku kenal namanya.

Beberapa saat setelah aku beristirahat, seorang orc menantangku untuk bertarung diikuti banyaknya teriakan mengelu-elukanku untuk menjawabnya. Kulirik lawan yang akan kuhadapi, dia terlihat begitu gagah dengan Imperial Crusader yang melekat pada tubuhnya, Armor emas yang begitu keras dan besar. Di tangannya terlihat Demon Splinter yang tak jauh beda denganku.

Kemudian aku kembali melihat armorku. Aku hanya memakai Armor merah. Sekilas mungkin terlihat gagah dengan ukiran-ukiran berbentuk jaring, tapi armor ini lebih rendah dibandingkan dengan Imperial Crusader, armor yang sama seperti yang kukenakan sebelum aku dirampok ketika sedang tak sadarkan diri.

"Ayo Rikishi, Kamu yang terbaik !!" Ujar salah seorang assaassin. Terlihat assassin ini adalah seorang human.

"Jadi lo berani apa kaga ha?!?" Kata Orc besar tadi yang sepertinya menunggu untuk menghabisiku.

"Wufhghhghhh !!" Sebuah bola Api menghujam deras ke arahku. Namun tidak ada luka sedikitpun yang menggores kulitku. Serangan seperti ini sudah biasa kutahan.

Tak begitu lama, terdengar teriakan yang memekakkan telinga. Aku seperti mengenal jurus itu sebelumnya. Belum lama aku berpikir, Tangan dari Orc itu berputar seperti bor langsung menghujamku. Kali ini aku merasakan sakit yang luar biasa. Aku mulai marah dengan perlakuan tak beradab yang kualami.

"Wuusshhhhhh" Aku terbang tinggi dan menghujam deras ke arah makhluk ijo itu. Aku terperangah karena tidak ada efek apapun setelahnya.

"Hurricane...Assasult..!!" Pukulan mata bor kembali menghujaniku dua kali. Kali ini sangat telak hingga aku terpental beberapa meter. Terguling-guling di atas bebatuan.

"Jangan remehkan TheJamban of SesameStreet !!" Lelaki itu membisikkan kata itu ke telingaku. Secepat kilat ia bergerak.

Tiba-tiba ada dua orang yang ada di sebelahku. Sepasang human yang kemudian membawaku yang sudah tak berdaya ke kediaman mereka. Dalam sebuah perkenalan, sang lelaki mengaku bernama QuetZ dan pasangannya bernama Alastriona. Mereka adalah teman-teman dari clan Kaskus.

Sebuah Fortres di kawasan Dion adalah markas dari clan Kaskus. Disana orang-orang menyambutku dengan ramah. Meski hanya tatapan sinis yang kusuguhkan kepada mereka. Alastrina dan QuetZ kemudian memapahku untuk masuk ke dalam fortres.

Aku terbaring di atas sebuah papan tua. begitu tua hingga seperti tidak mampu menahan berat badanku. Alastriona dan QuetZ kemudian mengambil batu untuk menyangga tempatku berbaring.

Dalam sakit aku berpikir. Bagaimana keadaan Eternity sekarang. Meski masih mengenakan lambang Eternity, aku seperti tidak mengenal clanku ini sekarang. Sudah tidak ada lagi semangat juang. Sejak kekuasaan berada di tangan DayWalker, hampir semua member clan berubah menjadi matrealistis, seperti halnya DayWalker. Mimpi untuk menjadi clan makmur dan sukses terbuang begitu saja.

"Sebenarnya lo tadi bisa menang kali, lo aja kebanyakan melamun." Kata Alastriona mengemukakan pendapat.

"Rikishi setahu gw ga secupu ini, kalo maho iya!" Kata QuetZ yang selalu bangga dengan tittlenya sebagai Ksatria Maho Suci.

Aku tetap terbungkam. Meski sekilas mendengarkan, aku tetap acuh. Aku merasa benar-benar sudah gagal. Bahkan untuk hidup sebagaimana mestinya saja aku tak mau memikirkannya. Dan sekarang, untuk makan saja mungkin harus orang lain yang menyiapkan.

"Kamu hanya kehilangan kepercayaan diri, bukan kekuatan." Alastriona kembali memberikan petuah. Ketua clan Kaskus ini seperti enggan untuk membiarkanku terdiam.

"Bergabunglah dengan Kaskus, niscaya kepercayaan dirimu akan kembali." QuetZ menyodorkan selembar kertas seperti formulir join clan.

Akupun memilih tertidur tanpa sedikitpun menyentuh kertas itu.

Part 18. Won The Duel

Monday, November 26, 2012

Part 18. " Won the duel "


Perang demi perang kumenangkan. Semakin lama naluri membunuhku kian tumbuh. Sepertinya aku mulai ketagihan untuk menikmati kematian seseorang. Namun makin lama akupun merasa bosan karena untuk ukuran seorang Grand Khavatary, aku merasa belum ada tandingan. Musuh terbesarku kala itu RossoVinn-pun sudah menjadi makanan Demon Splinter milikku. Tubuhnya Kuhancurkan dalam suatu perang di Forest of Dead.

" RIKISHIIIII... !!!!" Terdengar suara teriakan yang menggelegar memanggilku.
" RIKISHIIIII... !!!!" Suara itu datang kembali dan kali ini lebih keras.
" RIKISHIIIII... !!!!" Suara itu terus menerus terdengar. Kuikuti suara yang sepertinya berasal dari gerbang barat Rune.

Aku bergegas menuju Clan Hall. Kuambil Demon Splinter dan Armor Imperial Crusader milikku. Kupadatkan sabuk hingga benar-benar kencang agar Armorku terikat kuat. Kupakai celoteng muka khas orc yang selama ini adalah ciri khasku. Dalam etika berperang, berteriak kencang memanggil nama seseorang adalah suatu tantangan. Namun bagiku, ini adalah penghinaan.

"North Gate Jack, GPL!!" Kuperintahkan Jack untuk men-teleportkanku ke North. Kupejamkan mata untuk menghindari radiasi ultraviolet yang diciptakan teleportase. Beberapa detik kemudian kubuka mata dan kudapati aku telah berada di North Gate Rune Town Ship.

Di Gerbang barat kulihat ada seorang pria bertubuh besar sedang membelakangiku. Walaupun tak sebesar orc, tubuhnya cukup gempal untuk ukuran seorang human. Tubuh dari human fighter yang satu ini menjadi kian besar karena mengenakan Armor Imperial Crusader sepertiku. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya walaupun sepertinya ia telah tahu kehadiranku.

Di kejauhan kulihat begitu banyak prajurit yang sepertinya kukenal. Teramat banyak sedangkan aku hanya sendiri. Tanpa rasa takut sedikitpun, kuterobos angin yang berhembus pelan untuk mendekati Human tersebut.

" SUDAH SIAP MATI KAU RIKISHI?" Kata pria itu sembari membalikkan badan. Dari wajahnya tersirat kebencian. Ia menggesekkan kedua pedangnya, seperti bersiaga untuk menyerangku. Sikap seperti itu juga kulihat dari prajurit yang lain.

" Seperti ini etika KaMeRaD dalam berperang? " Celotehku. Hal itu mengundang kemarahan ReiTanaka. Dalam sekejap dia telah berada di belakangku seperti hendak menyerangku. Aku tak bergerak sedikitpun. Walaupun prajurit SaCreD kemudian mengerubungiku, aku tetap tidak bergeming

" BAIKLAH, KITA SALING BERHADAPAN 1 LAWAN 1. JIKA KAU KALAH, KAU HARUS MEMBUBARKAN ETERNITY !! " Kata KaMeRaD lantang. Duelist itu selalu keras dalam berbicara.

"ETERNITY tidak akan bubar, biarpun aku harus mati." Kataku melawan.

" Ketua bisa kalah, Rikishi bukan tandingan paduka." CLOUTH mengingatkan KaMeRaD.

"Crashhhhh.." kedua pedang KaMeRaD mendarat di dada CLOUTH. Namun CLOUTH seperti tidak merasakan apa-apa. Tidak ada luka sedikitpun selain robeknya jas putih yang dikenakan makhluk bersayap itu.

" Bukankah lebih baik jika CLOUTH yang melawannya, bukan meremehkan paduka, tapi Rikishi sangat tidak layak melawan paduka." Kata ReiTanaka menimpali.

" MUNGKIN UNTUK BRUTUZ KALIAN BENAR, TAPI UNTUK RIKISHI, HARUS AKU SENDIRI YANG MENGHABISINYA. DIA TELAH MEMBANTAI ROSSOVINN, SON OF KAMERAD !!" Emosi KaMeRaD meluap. Kebencian terhadapku sepertinya sudah tak terbendung.

Aku masih berdiri tegap tidak jauh dari KaMeRaD. Dalam benakku aku begitu gembira, Impian untuk pertarungan maha dahsyat melawan KaMeRaD akan terlaksana. Pasalnya, dalam beberapa kesempatan sebelumnya KaMeRaD begitu cepat menghilang tiap kali bertemu denganku menggunakan pertolongan Blessed Scroll Escape - Clan Hall.

Kulihat KaMeRaD mulai mendekatiku. Dia menggesekkan kedua pedang yang dibawahnya untuk mendapatkan tenaga sonic berlebih. Ketua clan SaCreD ini dengan cepat merapalkan jurus-jurus yang akan digunakannya.

Tak mau kalah, kupanggil Force dari Paagrio sang Dewa Api. Kurapalkan doa yang lebih sedikit dibandingkan milik duelist. Kuperintahkan Ogre Totem memasuki tubuhku agar tubuhku menjadi kian kuat. Setidaknya hal itu yang selalu kulakukan untuk mengurangi rasa sakit setiap kali berperang.

" Final Secret !!" KaMeRaD berteriak membahana. Jurus ini tak pernah kulihat sebelumnya.

" Cripplee !! " Aku memberikan pemberat pada kaki KaMeRaD yang membuatnya melambat.

" Sonic....Blasterrrrrrr !! " Dilemparkan kedua pedangnya ke arahku. Sinarnya yang berbentuk Sabit membuat seolah pedangnya adalah boomerang yang akan kembali kepada tuannya. Kurasakan sakit yang teramat sangat. Sebelumnya tak pernah KaMeRaD memberikan serangan yang sedahsyat ini.

" Soul Breaker !!" Tubuhku terbang ke angkasa dan mendaratkan tinjuan ke kepala KaMeRaD namun tidak ada efek apapun. Akupun kemudian memerintahkan Rabbit Totem merasukiku dan berlari kencang memutari batu.

" Triple Sonic...." Serangan KaMeRaD terhenti karena Soul Breaker-ku berikutnya membuat KaMeRaD pusing.

" Hurricane Assault !! Force Blaster !! Force Burst !! Force Storm !! Burning Fist !!" melihat KaMeRaD yang tidak bergerak kulesakkan semua jurus-jurus milikku. Beberapa detik kemudian kulihat KaMeRaD jatuh menggelepar.

Kuusap keringat pada dahiku dengan Tanganku yang masih mengenakan Demon Splinter. Hal ini membuat dahiku terluka goresan. Kunikmati rasa sakitku yang akhirnya membuatku   Zealot. Kekuatanku terasa berlipat-lipat. Naluri membunuhku meningkat. Sejenak aku merasa sebagai mesin pembunuh.

"Triplee Sonic...." KaMeRaD bangkit namun kemudian kembali tumbang dengan satu kali kepalan tanganku.

Pandanganku memudar, aku semakin tak terkontrol. Kulesakkan Demon Splinterku ke segala arah. Para Prajurit SaCreD terlihat menyeret tubuh KaMeRaD dengan tergesa-gesa. Mereka semburat tidak karuan melihatku yang seperti berubah menjadi monster. Tidak lama kemudian mereka lenyap dari pandanganku.

Dan semenit kemudian aku jatuh lunglai tak sadarkan diri

Part 17. Vilification                                       Part 19. Useless


Grand Khavatary : Suatu jabatan sebagai Monk peringkat ketiga. Profesi ini dibekali dengan begitu banyak kekuatan roh.
Duelist : Jabatan tertinggi seorang Gladiator
Forest of The Dead : Hutan yang menyeramkan. Banyak makhluk aneh yang muncul kapan saja.
Jack : Penjaga pintu Clan Hall ETERNITY
Sonic : Kekuatan duel yang hanya bisa dilatih seorang Gladiator 
Ogre Totem : Teman dari para Monk yang tak terlihat. Berbentuk monster yang teramat besar Kapan saja jika dipanggil akan selalu setia memberikan kekuatan untuk Monk
Final Secret : Suatu kekuatan terbesar dan andalan setiap Fighter setelah mempelajari buku terlarang
Cripple : Serangan Monk untuk memperlambat gerakan lawan
Sonic Blaster : lemparan Sabit Sword yang hanya dimiliki oleh Gladiator
Soul Breaker : Gerakan terbang dan menghujam ke tanah, mengakibatkan stun.
Triple Sonic Slash : Serangan pamungkas Gladiator
Hurricance Assault : Serangan menusukkan tinju sebanyak dua kali 
Force Blaster : melemparkan bola api
Force Burst : Membakar kepalan tangan yang mengakibatkan serangan
Force Storm : Melempar batu yang memberikan ledakan
Burning Fist : Serangan berputar dengan tinjuan api
Human : Manusia
Zealot : kemarahan yang meletup-letup yang memberikan kekuatan orc tak terbendung

Wednesday, November 21, 2012

Part 17. " Vilification "

Kucabut keshanberk yang tertancap pada dada Atlantis. Tanpa mempedulikan anak kecil yang menangisi Atlantis, Cepat-cepat kubopoh tubuh ketua clanku yang bersimbah darah tersebut. Berlari menerobos kerumunan orang yang sedari tadi hanya melihat ketua kebanggaanku jatuh tersungkur.

Derap langkah kakiku menuruni anak tangga membuat suara yang keras. Tidak ada yang aku pikirkan selain membawa Atlantis ke Chlo3 agar Atlantis disembuhkan. Di ETERNITY, hanya Chlo3-lah sang penyembuh. Dia disebut sebagai pelayan Einhasad.

Karena tak berhati-hati aku tak menyadari telah menabrak penjaga kota.

"Brrurkk.." Atlantis terlempar dari gendonganku dan menggelinding hingga ke lantai dasar.

"Tangkap dia !!." Terdengar seorang penjaga memerintahkan untuk menangkapku. Saat aku hendak berlari menghampiri Atlantis, aku diseret dari belakang.

Banyaknya penjaga yang memegangiku membuatku tak kuasa untuk melawan. Rantai dan tali dilempar dari kejauhan. Melilitku hingga tak dapat bergerak. Seorang orc besar sepertiku akhirnya pasrah diseret bagaikan hewan. Kupandangi tubuh Atlantis yang pelan-pelan lenyap bagai debu beterbangan. Semakin memudar dan akhirnya tanpa bekas. Detik itu juga akupun meneteskan air mata. Tak ada yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan Masterku.

Suara kakiku yang menggoser tanah karena diseret oleh para penjaga membuat semua orang menatap aneh kepadaku. Satu jam yang lalu aku masih terhormat di tempat ini dan satu jam setelahnya aku menjadi paling terhina. Terdengar tawa sinis dari banyaknya orang di pasar Rune tak aku hiraukan. Yang ada di pikiranku sekarang adalah nasib Atlantis yang mungkin sudah tak terselamatkan lagi.

"Kamu membunuh Atlantis HA??!? Buggg...!!" Sebuah tameng mendarat di mukaku. Cukup untuk membuat hidungku mengeluarkan darah dan pusing tak terkira.

"Bunuh saja dia !!" Teriak seseorang. Aku hanya mampu mendengar tanpa bisa melihat dengan jelas. Banyaknya serangan yang menghujaniku membuatku tak sadar.

"Hentikan !!" terdengar suara yang menghentikan. Membuat seisi pasar terdiam sejenak. Sesaat setelahnya ada seseorang yang berusaha membangkitkanku, walau  kemudian aku tak sadarkan diri. Seluruh pandanganku menghitam

3 hari kemudian....

Berat mataku untuk terbuka. Seperti telah lelah melihat dunia, rasanya teramat malas untuk membukanya. Takut menerima kenyataan pahit saat aku mengetahuinya. Mungkin paranoid itu jugalah yang membuatku tidur dalam waktu yang lama.

Pelan-pelan matakupun kubuka. Kudapati tubuhku sedang berada di sebuah ruangan yang cukup besar. Terbaring di lantai beralaskan karpet merah. Tak jauh daru tempatku terbaring, tampak begitu banyak hidangan dan buah-buahan. Sesaat kemudian aku tersadar sedang berada di singgasana Clan Hall ETERNITY. Akupun cepat-cepat turun dari tempat itu. Namun kakiku tersangkut meja dan membuat seluruh hidangan berserakan di lantai.

"Jika sudah selesai, silakan pakai peralatanmu dan bersiap untuk berperang." Kata seorang dark elf berambut hitam lurus. Seseorang yang mirip seperti DayWalker namun lebih gagah.

"Aku JaggerJaQues, mulai sekarang aku yang mengambil alih ETERNITY." Tambah makhluk bertubuh seperti hantu dengan telinga panjang tersebut.

Aku bergegas mengambil peralatanku. Kuambil Demon Splinter andalanku. Sebuah cakar berwarna merah dengan begitu banyak sisik demon yang membatu. Kukenakan Armor berat Imperial Crusader. Armor berwarna emas yang besar.

Aku tak tahu apa yang terjadi selama aku pingsan. Yang aku tahu sekarang aku harus berperang. Terlepas dari pandangan orang bahwa akulah pembunuh Atlantis, Aku tetaplah seorang prajurit sejati dengan loyalitas penuh kepada clan. Dalam langkah yang dipijak, hatiku selalu bertanya-tanya mengapa aku tidak dihukum karena tuduhan itu, malah aku harus ikut ke dalam pasukan untuk berperang.

Tapi sesaat kemudian aku seperti ditusuk oleh sindiran DayWalker.

Pembunuh memang layak untuk ditumbalkan

Note :
Clan Hall  - Suatu tempat untuk berkumpulnya sebuah clan. Berupa ruangan tanpa tiang penyangga dengan dua orang penjaga. Pada dinding-dindingnya terpampang lukisan-lukisan kebesaran clan. Pada Rune Township, Clan Hall terletak pada lantai atas.
Rune Township - Kota metropolis yang ramai. Berisikan orang-orang kaya dengan komunitas clan yang besar. Banyak generasi dengan nama besar yang berasal dari kota dengan castle yang megah ini.
Keshanberk - Sebuah pedang satu tangan kualitas B tingkat rendah. 
Demon Splinter :  Sebuah senjata kepalan tangan yang besar. Senjata tinju dengan banyaknya duri yang tajam. Senjata kualitas S terbaik dalam masanya.
Imperial Crusader : Armor kualitas S berwarna emas yang sangat keras. Beratnya armor ini aka terlihat karena siapapun yang memakainya akan terlihat gemuk.
Einhasad : Seorang Dewi di planet Lineage.

Part 16. Puta Mahkota                    Part 18. Won The Duel                 

Tuesday, November 13, 2012

Part 16. " Putra Mahkota "



Setelah perang besar melawan Blackhole dikumandangkan, tak menunggu lama Blackhole langsung membalas perang itu. Langkah Blackhole-pun diikuti oleh kerabat-kerabat Blackhole dari kehidupan sebelumnya di C3 dan C4. Untuk menandingi kekuatan major ally, memang seharusnya seluruh musuh major ally merapat.

Blackhole, MTV, ManiacOnline, Godfather, SaCreD bergabung menjadi 1 lambang ally yang kala itu terdengar besar dengan nama Renaisance. Pertumpahan darah terus menerus membanjiri setiap jengkal tanah yang kupijak. Tidak ada lagi harga diri yang mampu dipertahankan kecuali menang. Tak segan cara kotor dilakukan hanya untuk mengejar predikat besar, maupun hanya ingin numpang tenar.

Di saat kemenangan besar diraih major ally, masalah timbul dari tubuh ETERNITY. Beberapa unit pasukan ETERNITY bergabung dengan Balckhole dan MTV untuk menyerang major ally. Hal ini mengakibatkan Atlantis berpikir keras karena yang dilawannya kini adalah anggotanya sendiri.

Sesuai dengan janjinya, Tooroox bersama dengan teman-temannya bergabung dengan MTV untuk melakukan gerilya. Ya, gerilya. Karena sangat tidak masuk akal untuk melawan Major ally dengan saling berhadapan. Penculikan-penculikan-pun menjadi taktik jitu dalam mengelabuhi musuh.

Sebagian ETERNITY yang lain kembali ke desa untuk menjadi petani. Tak ada lagi rasa patriotisme dalam diri mereka. Banyaknya teman yang harus gugur oleh tangan ETERNITY membuat dampak yang memilukan.

“ Lo mau kemana TonQ?” tanyaku kepada TotonQ

“Gw mau pulang kampong, Rik. Cukup sudah pembantaian terhadap teman sendiri.” Kata TotonQ menahan tangis. Seorang orc juga punya air mata, tentunya ini adalah hal yang wajar.

“Gw ama anak-anak cabut dolo bro..” Chillout menepuk pundakku pertanda salam perpisahan.

“BuluketeQ, Spongebob dan Orimatsu juga ikut gw.” Tambah Chillout.

Tinggal aku sendiri melamun di clan hall..

Suasana Clan Hall kemudian menjadi hening. Tatapan kosong kuarahkan ke sudut-sudut clan hall. Tak tampak satupun anggota ETERNITY. Mereka sibuk untuk membantai saudaranya sendiri di medan perang. Kemenangan terhadap SaCreD menjadi boomerang di dalam clan ETERNITY.

Kuangkat Demon Splinterku tinggi-tinggi hendak melampiaskan kekesalanku kepada dinding clan hall. Saat ini mungkin hanya itu yang dapat kulakukan.

“Ayaahhh….ayahh….huuuu..uuuu..uu..” Terdengar suara anak kecil menangisi ayahnya. Sebelumnya sangatlah wajar hal ini terjadi mengingat perang besar antara Major alliance dengan Renaisance menyisakan pertumpahan darah yang banyak di kota Rune, Istana para bangsawan. Kota yang menjadi domisili clan hall clan ETERNITY, Sacred, BlackHole, Chronicles, Mongol dan juga VFH.

“Ayaahhh….ayahh….huuuu..uuuu..uu..” suara itu terdengar jelas sekali, kali ini aku mulai bisa merasakan apa yang dirasakan Atlantis. Mendengar apa yang tidak orang dengar.

Aku keluar dari clan hall untuk menghampiri suara anak kecil tersebut. Miris mendengarnya. Aku jadi teringat masa kecilku saat Orc Village diserang, kali ini aku mulai merasa galau.

Setelah mendapati lokasi suara tersebut. Hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya kulihat. Sesuatu yang mencengangkan membuatku jatuh bersimpuh.

“Atlantis terbujur kaku dengan Keshanberk menancap di dadanya”


Part 15. Tak Sejalan                                       Part 17. Vilification

 

Monday, November 12, 2012

Part 15. " Tak sejalan "


"Rik, bagaimana menurutmu tentang langkah kita bergabung dengan major alliance?" tanya Atlantis kepadaku.

"Tak banyak yang aku tahu tentang politik, Ketua. Paduka lebih tahu segalanya dibandingkan hamba. Hamba hanya orc yang tak mempunyai kecerdasan seperti halnya Dark Elf." Kataku merendah. Hal seperti ini hanya aku lakukan jika berbicara dengan Atlantis.

"Aku mengerti, baru bagimu untuk menggeluti diplomasi, Firasatku mengatakan mimpiku akan menjadi kenyataan. Jika itu memang terjadi, Kutitipkan clan padamu." Titah Atlantis.

"Jika memang itu sudah semestinya, hamba akan melaksanakan perintah paduka." Terbesit dalam pikiranku bahwa cita-citaku sebagai orang penting di ETERNITY akan segera terwujud.

Setelah major ally terbentuk, musuh pertama yang dihancurkan adalah SaCreD. 18 clan mengeroyok SaCreD layaknya pembantaian. Tidak akan ada clan yang akan menahan gempuran belasan clan, Apalagi SaCreD. Siapapun yang berlambang SaCreD akan langsung ringsek dihajar dengan  banyaknya tentara major alliance di semua tempat. Hal ini membuktikan Atlantis memenangkan politik sekaligus membalikkan sumpah KaMeRaD yang dengan lantang akan menghancurkan ETERNITY.

Setelah SaCreD sudah tak berkutik, serangan gencar berikutnya tertuju kepada Maniac Online. Perang besar yang aku pimpin di Blazing Swamp berbuah kemenangan atas Major Alliance.

Selepas perang besar tersebut, Major Alliance kembali mengadakan rapat akbar di Fantasy Island.

"Bagaimana kondisi musuh untuk saat ini, silakan update perkembangan." Laffayete membuka rapat tanpa basa-basi.

"SaCreD dan Maniac Online sudah dalam keadaan terdesak, sepertinya tidak lama lagi mereka akan menyerah." Sanzeninnagi memberi komentar. Cebol satu ini tergolong aktif di Major Ally.

 "Berarti sudah saatnya kita menghajar Black Hole !!" Kata Villie Lantang. Memecah keheningan fantasy island yang begitu hening. Daun-daun yang bergesek seakan diam mendengar suara Arcana Lord tersebut.

"Saya dengar SaCreD mulai menempel ke Black Hole belakangan ini." Kata Brutuz. Seorang Titan pemberani. Orc ini mengingatkanku pada Gilliant-Zilliant

"Hmm...begitu ya. Ancaman terbesar kita sekarang hanyalah BlackHole." Laffayete menimpali.

"Tentunya juga Britaniah." Atlantis memotong.

"Untuk britaniah, semestinya kita lihat progress-nya dulu, apakah mereka akan bergabung dengan BlackHole atau tidak." Vishama membuka suara.

"Tapi jika dibiarkan, mereka akan semakin besar. Mereka sudah memonopoli Monastry sekarang." Kata Atlantis.

"Hanya Monastry, ladang uang. bukan varka." Aprilis berkomentar. Duelist ini sangat mirip dengan KaMeRaD.

"Karena saya lihat banyak yang cenderung untuk mendahulukan BlackHole, sebaiknya kita declare BlackHole sekarang." Laffayete mengakhiri kata-katanya seraya berdiri seperti hendak menyudahi rapat.

Atlantis mulai melihat ada yang aneh dengan major alliance. Sejenak dia berpikir, human tak dapat diremehkan dalam hal ini. Untuk sementara dia hanya diam untuk mempelajari.

Dan 18 clan menyatakan war melawan Blackhole..


Part 14. 18/0                                       Part 16. Putra Mahkota

Sunday, October 28, 2012

Part 14. " 18 / 0 "

Seluruh anggota ETERNITY berkumpul di castle. Berjajar rapi diwarnai dengan gumaman yang membuat gaduh. Semua insan yang hadir tentunya ingat akan ada apa hari ini. Suatu rapat alliansi yang melibatkan alliansi Immortal. Suatu alliansi yang dianggap besar, tapi belum sepenuhnya berjiwa besar.

Atlantis tak kunjung datang. Gelisah-pun mulai bergejolak. Sebagian merasa tertipu, menyisihkan waktu untuk rapat yang dinilai tak berguna. Saling merendahkan ally mengakibatkan alliansi ini rapuh. Pengambilalihan anggota juga menguatkan perseteruan alliansi ini dari dalam.

Aku-pun menjadi bingung, semakin lama menunggu semakin membuatku gusar. Rapat ini akan nyata beberapa saat kedepan akupun tak mengetahuinya. Atlantis seperti biasa menghilang di saat genting. Kelakuan orang nomor satu di ETERNITY ini terjadi hampir di semua saat penting. Pernah beliau menghilang dari kerumuman alliansi yang sedang melaksanakan raidboss subclass di Seal of Silent, meniadakan diri pada saat open war, bahkan melenyapkan diri pada saat meeting seperti ini.

Inisiatif untuk membuat command channel sambil menunggu datangnya sang ketua kulakukan. Hingga saat dimana command channel hampir penuh, Atlantis membisikkan padaku sesuatu untuk memasukkannya dalam party dan menjadikannya ketua Channel. Untungnya suasana belum memanas seperti tadi siang yang dipenuhi murka BlazeGlory.

"Dengarkan teman-temanku sekalian, hari ini saya umumkan peristiwa besar, suatu suratan yang diramalkan akan mengubah wajah ETERNITY, meleyapkan mata-mata dan menguatkan yang masih ada. Keputusan ini juga mungkin akan membuat beberapa dari kalian hengkang, aku dapat memakluminya." Kata Atlantis lantang menggunakan pengeras suara command channel.

"Jika keputusannya membuat kita terpecah, lalu untuk apa dikerjakan ketua?" Kata Toroox. Seorang Arbalester lincah, satu-satunya di clan.

"Tentunya keputusan ini sudah dipikirkan masak-masak, kita harus mendengarkannya walau sebenarnya kita tidak mau, untuk itulah diadakannya rapat ini." Kataku sedikit bijak, walaupun sebenarnya aku masih awam dengan apa itu kebijaksanaan. Yang aku tahu, war adalah segalanya.

"Trio kami mengikuti titah paduka ketua." Kata TYaZzz. Setelah Caesar berubah, gadis kecil ini membuat gang kecil yang beranggotakan anak seusianya, yaitu Wrath dan DarkSeth kecil.

"Hey, bukankah kita harus mendengarkannya dahulu baru kita mengiyakan? dasar bodoh kalian !" Suara keras ini pasti dihafal oleh seluruh peserta rapat. Siapa lagi kalau bukan EdwardCullen. Dia akhirnya hadir setelah mengancam tidak datang. Legenda yang labil kataku dalam hati.

"Edward benar, tak mungkin kita menjalani lagi keadaan seperti kemarin." Kata Soul mengaduh sambil mencocokkan Sword of Miracle +6 nya ke tanah. Pedang dengan ujung atas dan bawah yang runcing.

Pada meeting kali ini, tidak tampak lagi adanya over-power dari masing-masing perserta. Semua peserta rapat menunjukkan gengsi dalam berbicara, maupun gengsi secara penampilan. Tentengan terbaik dari masing-masing peserta menyiratkan Glamour-nya Eternity.

"Saya sedang menjalani rapat dengan Laffayete (Mongol), Vishama (Chronicles), Shinmey (Godsaint) dan banyak ketua clan yang lainnya. Ini tentang persamaan." Lanjut Atlantis

"Lantas apa hubungannya dengan Immortal? Nama-nama yang kau sebut tadi bukannya bisa jadi adalah calon musuh kita di kemudian hari?" Blazeglory membuka suara. Kegelisahan tersirat di wajahnya. Seperti ingin memberontak dengan keputusan tersebut.

"Asal tidak bersama Dengkul, saya tidak bermasalah." Kata JaggerJaQues. Shilient templar terbaik pada kala itu melebihi Daywalker.

"Lanjutkan ketua, keputusan apapun tidak akan berdampak dengan kesetiaan saya kepada Eternity." Kata Daywalker lantang. Kali ini ia seperti sedang mencari muka.

"Sebentar, ini tidak akan berdampak pada keutuhan ETERNITY kan? Dalam aliansi ini mungkin kita punya hubungan buruk dengan Sanctuary, tetapi berbeda halnya dengan Grudge, Clan saudara kita tersebut selalu men-suport kita dalam situasi apapun." Kataku gemetaran. Kalimatku terhenti disitu, karena memang hanya itu yang ada dalam pikiranku pada saat itu. Aku tak kuasa meneruskannya karena bayangan kegelapan menyapuku ketika aku ingin membayangkan perpecahan Immortal.

"Tentu tidak, Sesuai namanya, Immortal dalam hati ETERNITY akan selalu kekal, kecuali ada pemberontakan dari Sanctuary." Kata Atlantis mengenyahkan kegelisahanku.

"Semalam saya di ajak Arthur untuk Join ke clannya, Saya menolak halus dengan berkata, selama Atlantis masih di ETERNITY, saya tidak akan meninggalkannya." Kata Daywalker. kata-kata ini kemudian membungkam semua peserta rapat.

"Hmmph..Dia lagi !!" Kataku dalam hati.

"Jadi kalo Atlantis udah ga ada lo bakal mau gitu Day? Dasar Penjilat!" suara VIOLENA mencuat. Si misterius ini tidak segan-segan melontarkan kritikan pedas kepada siapapun

"Goddessfox juga datang kepadaku dan mengajak beberapa anak ETERNITY yang lain makan, dia mengutarakan keinginannya untuk menyatukan ETERNITY, GRUDGE dan SANCTUARY dalam satu atap sehingga menjadikan Immortal yang terbaik." SoulMagician menguatkan kata-kata dari DayWalker.

"Gw join, tetapi jika mengusik BlackHole, gw akan cabut." Kata Tooroox yang terlihat tidak setuju dengan merapatkan ETERNITY ke Godsaint.

"Baldr sudah saya ajak, namun dia menyombongkan diri dengan lantang menantang major alliance.

"Major alliance? Major alliance kita hanya 6 clan, 3 diantaranya clan berkembang yaitu Artonelico dan Kaskus."

"Clan saya memang kecil tapi bukan clan yang gampang hancur, saya pikir selama ikut Mongol kalian akan dijamin tidak akan mengalami kekalahan, Saya Sanzeninnagi, ketua Artonelico." Kata cebol ini sambil melebarkan senyum yang mencurigakan. Wanita kecil ini datang tanpa diundang dan tak tahu kapan datangnya.

"Sanzen benar, Bersama Mongol kita adalah major alliansi terbesar, sangat besar untuk menghancurkan kesombongan Britaniah !!" Kata Atlantis penuh kemarahan.

"memangnya berapa jumlah ally kita ketua?" Tanyaku penasaran

"18 clan"

Part 13. Childish                                       Part 15. Tak sejalan

Tuesday, October 23, 2012

Part 13. " Childish "


 
“Perhatian semuanya, kita akan rapat Alliansi nanti malam, diharapkan semua anggota ETERNITY hadir.” Seru Atlantis. Setelah sekian lama menghilang akhirnya beliau membuka suara. Hal yang ditunggu oleh sekian banyak anggota ETERNITY yang aktif.

“Ally? Omong kosong apalagi ini? Sejak kapan kita punya ally? Gue ga pernah ngrasa punya ally !!” Kata EdwardCullen geram.

“Bukankah ally kita sudah tidak ada sejak coreng muka yang dilakukan Arthur? Bukan begitu?” Kata SoulMagician menimpali.

Atlantis masih terdiam. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Bahkan untuk sekedar menoleh sepertinya enggan. Beliau kemudian duduk di Singgasana Castle Oren. Dengan sedikit tersenyum beliau melihat ke semua anggota ETERNITY yang hadir.

“Duduklah, tutup pintu castle rapat-rapat dan mari bicara.” Kata-kata tersebut keluar dari mulut Atlantis. Sesegera mungkin perintahnya dilaksanakan.

“Kali ini saya hanya ingin mendengar apapun dari kalian, sekarang, bicaralah.” Ucap Atlantis lirih dan tegas.

“Mengapa kita tidak keluar dari Alliansi terkutuk ni? Tidak cukup-kah yang dilakukan Arthur dan antek-anteknya kepada kita?” Kata EdwardCullen dengan penuh emosi.

“Ga perlu se-frontal itu, gw cuman pengan nanya, ada guna ini alliansi?” Ujar Spongebob dengan menopang dagu, seperti ingin menunjukkan bahwa ia sedang berpikir keras.

“BUBARKAN ALLY INI !! ALLY TIDAK SEHAT !! MALING !!” SoulMagician mendadak overpower. Emosinya meledak-ledak.

“Lihat, Bahkan dalam keadaan ini Atlantis masih bisa tersenyum, mengapa kau emosi berlebihan.” Permaisuri menepuk pundak Soul.  Permaisuri adalah sahabat Soul sejak lama.

“Wughhhhhhhhffff..” Secepat kilat SoulMagician mencabut pedang magicnya dan menyerang Atlantis dengan Wind Vortex. Tapi yang terjadi justru Soul yang terkapar.

“Sudah mengocehmu BOCAH SMA?!? Ada hasil dengan seranganmu ?!? “ Semua mata tertuju dari asal suara tersebut. Suara Dominator clan yang memang menggelegar. Suara itu cukup untuk membuat seluruh dinding castle bergetar. Sesaat kemudian BlazeGlory terlihat berdoa untuk menyembuhkan SoulMagician.

SoulMagician menatap Atlantis dengan sinis.

“Di saat clan dalam keadaan tidak kondusif, mengapa kita harus memperburuknya? Bahkan kita seperti tidak menghormati ketua kita sendiri.” Bluebell bersuara lirih. Suara khas dari seorang dancer yang mampu menenangkan keadaaan.

“Mengapa kau tidak bersuara, Mengapa engkau hanya tersenyum?” Tanyaku kepada Atlantis.

“Selama kalian terus seperti ini, selamanya keadaan ini akan begini, bahkan akan semakin buruk.” Atlantis menyudahi senyumnya dengan tatapan serius.

“Baiklah kalau begitu, kita memang harus hadir dalam rapat alliansi nanti malam.” Kataku sambil melihat ke seluruh anggota yang hadir.

“Kalau gue ga ikut emang kenapa?” Kata EdwardCullen menantang.

“Lo emang ada hak untuk absen, tapi ETER akan tetap datang.”




Part 12. Demigod                                       Part 14. 18 / 0

Saturday, October 13, 2012

Part 12. " Demigod "

 
"Caesar, apa tidak ada yang dapat kau lakukan selain berjualan? apa kau tidak ingin melakukan hal yang berguna demi clan?" Kataku dengan nada tinggi. Semakin hari cebol ini semakin ga enak dipandang mata. Duduk di CH untuk sekedar manufacture maupun berjualan. Pemandangan membosankan mengingat kakek tua peyot ini menginspirasi generasi lainnya yaitu TyaZzz untuk melakukan hal yang sama.

"Demi Clan? Yang gw pernah denger hanya demigod, ha ha ha.." si brewok ini meledekku

"Liat TyaZzz, kau membencinya bukan?merasa disaingi? JELAS!! karena dia sama sepertimu, tidak ada hal yang lebih penting dari berdagang di pikirannya." Kataku sambil menendang dagangan Caesar. Botol soulslot berceceran di lantai CH. Sejenak Caesar merenung dan kemudian melihat ke arahku.

"TIDAK BERGUNA BAGI CLAN KATAMU?!? LIAT APA YANG LO LAKUIN? ITU BERGUNA BAGI CLAN ?!?" Kata Caesar marah. Baru kali ini aku melihat Caesar marah.

"Mulai sekarang aku akan ikut berperang, jangan tanya lagi tentang ransum clan." Tambah Caesar lagi sembari membanting pintu CH. Teramat keras hingga jack yang sedang bersandar ke pintu CH-pun terjatuh.

"Di otak lo hanya perang dan perang, perang itu butuh modal bung! Caesar dan aku berjualan di clan tanpa untung, ITU JUGA DEMI CLAN !!" Kata TyaZzz seraya menendangi pecahan botol soulslot di lantai CH. Kemudian dia pergi dengan meminta Jack men-teleportkannya. Terdengar dia berbisik agar Jack membersihkan pecahan botol di lantai.

Apa yang aku lakukan? Naluri berperangku mengantarkanku pada kehancuran. Kejayaan masa lalu membuatku terlalu sombong. Bahkan aku tak dapat menyatukan seluruh anggota clan untuk dapat bergotong-royong. Bagaimanapun juga aku bukan Atlantis. Aku hanya panglima perang bukan seorang diplomat. Bagaimana aku bisa menjaga clan ini.

"Jack, teleport-in gw ke monas." Kata salah seorang dark elf. dia terlihat lebih menyeramkan dari DayWalker, tapi aku tak mengenalnya. Terlalu banyak yang memiliki hak undang di clan membuat clan ini penuh dengan orang asing.

"Aku juga." Kataku singkat

Dark elf tadi menuju ke dalam monastry. Aku jadi teringat dengan salah seorang kamael tertuduh mata-mata SaCreD bernama Anorthosix. Kali ini aku harus memastikan clanku tanpa adanya mata-mata dari manapun. Kumasuki lorong monastry, tidak ada tanda-tanda dark elf tadi. Begitu cepat gerakannya hingga dia mungkin masuk terlalu dalam.

"Nyariin gw?" Kata salah seorang dari balik tubuh monster monastry.

"Ah, aku hanya ingin hunt disini." Kataku mengelak

"Bukan tempat lo hunt disini, cabut gih." Tambah dark elf tadi

"Aku ingin mengenalmu, seperti halnya yang lain." Kataku tegas.

"Gw derPanzer, sama dengan shilient templar yang lain. Sekarang pergilah." Kata dark elf ini sombong. Setelah itu dia tak lagi menggubrisku.

"Kalo tanker sepertimu bisa, tentunya aku bisa hunt disini." Kataku sambil membunuh salah satu monster. Walaupun dengan susah payah, akhirnya aku bisa juga membunuhnya.

"Brukk.,..brukk.....Bruk..." Aku melihat belasan monster tumbang hanya dalam beberapa kali gerakan. Wajar saja dalam list anggota clan dia memiliki sertifikat di atasku, cara huntingnya seperti ini.

Ada apa dengan dunia ini. Seorang tangker memiliki serangan yang begitu menakjubkan. Aku duduk dekat pintu masuk bagian dalam. Kuamati cara hunting derPanzer, dia terlihat begitu mandiri. Dia memikirkan level tanpa sedikitpun memikirkan perang. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, paling ngga dia berguna bagi clan dalam castle siege. Ya, aku tak perlu risau sekarang. War field bukan segalanya, war sebenarnya adalah castle siege.

Karena bosan melihat derPanzer yang beberapa kali naik level, akhirnya aku putuskan untuk mencari DayWalker. Kemana dia selama ini. Menaikkan level kah? atau dia hanya bersenang-senang dengan para wanita seperti biasanya? Ah Tanker clan yang satu ini memang tannker galau. 

Kulihat lagi list anggota clan. DayWalker masih level 78, derPanzer 80 dan hey, siapa ini Mo0ndz? Sejak Puella keluar dari clan, ETERNITY hanya memiliki Chlo3 sebagai cardinal tertinggi, itupun dia masih level 78. Bagaimana bisa ada seorang cardinal dengan level ngebut hingga 81 di ETERNITY. ETERNITY ini clan yang tidak suka hunting party. Hunt dimana Mo0ndz?

"Dia hunt di primeval isle, surga para dinosaurus." Kata Atlantis berbisik menggunakan bahasa batin.

"Siapa dia sebenarnya?" Tanyaku penasaran. Sejak saat ini aku mulai merasa harus mengenal semua member ETERNITY.

" Mereka Demigod "

Part 11. Advice                                      Part 13. Childish

Wednesday, October 10, 2012

Part 11. " Advice "


Hal yang paling menyakitkan dalam sebuah pertempuran adalah kekalahan. Lebih menyakitkan lagi jika kekalahan itu membuat kita menyerah. Kata bijak itu berputar-putar dalam otakku ketika melihat begitu banyak prajurit ETERNITY yang terluka. Tidak banyak yang bisa dilakukan saat ini. Bayangan kekalahan telak tempo hari membuat ketakutan yang menjadi-jadi. Dimana Atlantis selama ini. Figur ketua lenyap dan nyali perang memudar bersama dengan hilangnya sang ketua tanpa adanya kejelasan. Clan sebesar ini ditinggalkan begitu saja, sungguh ironi.

"Rikishi, kelak kau akan sadar bahwa aku tidak serta-merta meninggalkan clan. Kamu akan tahu betapa hebatnya ETERNITY setelah kamu memahaminya." Bisik Atlantis.

Saat mata terpejam, suara itu hadir tanpa aku bisa membalasnya. Suara Atlantis yang aku kenal selalu menuntunku untuk terus memperjuangkan clan. Beliau hidup dalam jiwa ETERNITY. Semangat itulah yang membuatku tetap tegar menghadapi semua gejolak yang ada di dalam maupun luar clan.

"BlueBell, Apa targetmu sekarang?" Tanyaku kepada Bluebell, satu-satunya BladeDancer ETERNITY. Sebelumnya pernah ada yang bernama Arnac, namun sepertinya ia tidak dapat diandalkan.

"Saat ini yang aku pikirkan adalah bagaimana bisa berguna bagi clan, walaupun sebenarnya aku lebih memilih menang tanpa harus berperang." Ujar BlueBell lirih. Kata-kata yang khas dari seorang BladeDancer. Tata bicara lembut ini membuat siapapun pasti akan terpaku padanya saat berbicara maupun melakukan dance.

"Perhatian bagi semuanya, lakukan apa yang ingin kalian lakukan. Silakan leveling setinggi-tingginya. Lupakan adat lama yang mengharuskan kita tahan level. Kini saatnya kita memperdalam jurus yang seharusnya. Meninggikan level yang semestinya. Clan dalam keadaan darurat militer. Semua wajib perang!!"
Kataku dengan suara keras. Sedemikian kerasnya sehingga aku sendiri merinding untuk mendengarkannya.

Seperti halnya member clan yang lain, akupun turut hunting untuk dapat memaksimalkan jurus dan berubah profesi tingkat lanjut. Di saat sebagian besar ETERNITY memilih untuk hunting di Forest of Death, aku lebih memilih hunting di tempat yang jauh, Blazing Swamp.

Gatekeeper Elisa terlihat sibuk. Petugas teleport Aden ini sepertinya memang selalu sibuk. Mungkin karena Aden adalah ibukota yang memiliki begitu banyak variasi tempat hunt yang membuat kota ini begitu ramai. Karena sudah pernah berkenalan sebelumnya waktu hunting di ABG, aku jadi tidak canggung lagi memintanya untuk men-teleportkanku ke Blazing Swamp. Dengan tersenyum ramah Elisa men-teleportkanku ke Blazing Swamp, Suatu area yang penuh dengan lahar panas.

Menelusuri lembah yang penuh dengan retakan tak mengurungkan niatku untuk berburu di tempat ini. Bagiku, tidak ada tempat yang indah untuk orc selain Orc Village. Jadi aku tak perlu mengeluh untuk hunting dimanapun.

Setelah 10 menit perjalanan, aku sampai di tempat terdalam dari Blazing Swamp. Di atas gunung berapi ini aku melewatkan waktu untuk berlatih hingga mengantongi banyak sertifikat. Meskpun tak jarang juga Rossovinn dan CLOUTH datang hanya untuk mengeroyokku. Sesekali aku juga pernah mengalahkan mereka berdua sekaligus, setelah memakan banyak potion juga tentunya.

"Byuuuurrr....byuurrrrr..." Suara air terjun sayup terdengar. Aku langsung bersiaga apabila ada musuh yang mendekat. Tanpa sadar aku telah menuruni gunung berapi yang curam dan berbatu ini hanya karena mengikuti arah suara air tadi.

"Bruugghhh...sssssrttttt..." Aku jatuh tergulung dari atas gunung. Untung saja tidak sampai masuk ke dalam retakan.

"Hei, sedang apa dirimu disitu." Seseorang menyapaku dan menepuk pundakku. Ia sangat mengejutkanku, Aku langsung berdiri. Karena tidak ingin terlihat lemah aku menoleh dengan berusaha berekspresi sesantai mungkin.

"Loh, Kamu ETERNITY, sebelumnya aku tidak pernah melihatmu." Tanyaku kepada elf itu penasaran. Setidaknya ini caraku untuk menghilangkan ekspresi panik.

"Tidak pernah melihatku, apa tidak pernah melihatku berperang?" Kata Elf itu sambil mengedipkan mata padaku. Dia menunduk seperti sedang menebar pesona kepadaku. Tangannya diletakkan sejajar lurus dengan perut dan akhirnya aku tau sebenarnya itu ekspresi malu-malu.

"Memangnya kamu bisa berperang?" Tanyaku meledek. Kupandangi armornya yang sepertinya masih baru. Siapapun juga pasti tahu itu adalah Dark crystal Robe, Armor dambaan para wizard. Sekilas dia terlihat elegan, tak jauh beda dengan para elf pada umumnya. Tapi yang aneh setelah aku melihat senjata yang dibawanya. Sebuah senjata yang mirip dengan begitu banyak perabotan rumah. Diantaranya mirip dengan Raket listrik, Tebah kasur hingga gitar.

"Bugg...Hayoo..liat apa?? wah dasar orc ga bisa liat elf cantik.." Elf itu memukul kepalaku dengan senjatanya. Pukulannya membuatku sadar bahwa senjata itu tidak bisa diremehkan. Permukaannya yang keras ditambah aura mistis yang ada padanya membuat item itu terlihat lebih berbahaya dari Sword of Valhala.

"Yah, minimal sekarang aku tahu apa guna dari senjata yang kamu tenteng itu." Kataku sambil mengusap-usap kepalaku. Aku tidak takut dia menyerangku karena kami memang sama-sama berlambang ETERNITY.

"Makanya jangan terlalu cepat menilai sesuatu sebelum kamu benar-benar mengenalnya." Kata Elf itu sembari menyerang monster lagi. Kata-kata itu merasuk dalam pembunuh darah kepala. Merayap hingga memaksa masuk ke dalam otakku.

Seperti sebagian besar kalimat yang pernah aku dengar, semuanya kuserap dengan baik. Walaupun dari banyaknya kata-kata penting itu aku lupa siapa yang mencetuskannya, paling ngga kata-kata itu akan berguna untukku di kemudian hari. Bagiku, mendengarkan adalah mengisi peluru yang pada suatu saat kulontarkan untuk berbicara.

"Eh,..aku belum tau namamu.." Teriakku. Tapi aku tak lagi mendapati Elf tadi berada di sekitarku. Tak lama kemudian aku mendengar ia berbisik.

"Sssstt..Aku VaraQuins ^_^."


Part 10. Mysterious Man                                       Part 13. Childish

Sunday, October 7, 2012

Part 10. " Mysterious Man "



"Kumpulkan semua Prajurit ETERNITY yang tersisa. Untuk sementara ETERNITY ada dalam kendaliku. Paling tidak selama Atlantis tidak ada." Kataku lantang diikuti dengan berkumpulnya semua anggota clan.
Kuperhatikan semua prajurit ETERNITY yang tersisa. Banyak nama baru yang menghiasi Clan. Terlalu banyak sehingga clan ini menjadi tegang. Khawatir akan adanya mata-mata. Walaupun sebenarnya tidak masalah dengan ETERNITY jika memang ada mata-mata. Karena seluruh akses informasi clan ditutup dengan rapat. Bahasa batin membuat informasi tentang clan ini tidak mudah beredar.

"GILLIANT-ZILLIANT dimana kalian?" Aku berteriak kebingungan. Orc kembar ini tidak biasanya menghilang begitu saja.

"Mereka dikeluarkan dari clan sebagai syarat damai kepada Britaniah, Rik." Kata salah seorang Doom Bringer. Sebelumnya aku tidak pernah melihat dia.

"Hey, siapa kamu? Aku belum mengenalmu." Tanyaku penasaran

"Aku Bin2Zzz, Memang belum lama aku di ETERNITY." Kata Doom Bringer itu.

"Jadi mereka berkorban untuk kelangsungan ETERNITY ya, dan celakanya Britaniah masih terus menerus mendesak kita bubar." Gumamku.

"Lantas apa yang akan kita lakukan? Maaf, nama saya Asche" tanya seorang elf yang memakai kimono walaupun dia sama sekali tidak terlihat seperti Amduscias.

"Kita Ratakan SaCreD, semua berkumpul di gerbang barat Rune !!" Kataku sambil meminta Jack untuk men-teleportkanku ke Gerbang barat.

Prajurit ETERNITY meneruskan jalan dari Forest of Death menuju jalan setapak ke arah hutan. Hutan yang begitu gelap ini terasa sangat menyeramkan. Tidak hanya vampire yang akan muncul melainkan musuh yang tidak ada kompromi untuk membunuh. Hingga ujung Forest of Death ETERNITY belum juga menemukan satu orang SaCreD-pun. Sampai keesokan harinya keluar dari hutan dan memasuki wilayah Swamp of Scream.

Karena kelelahan prajurit ETERNITY berhenti di balik batu besar. Teramat besar sehingga mampu membuat kami berlindung dengan teduh dari terik matahari tempat hunt yang berupa kolam-kolam itu.

Terdengar suara hentakan kaki dari kejauhan. Kami yang kelelahan berusaha tetap siaga apabila terjadi serangan dadakan. Tak lama suara hentakan kaki itu menghilang. Aku menghela nafas panjang dan terjatuh lunglai kelelahan. Terdengar suara seperti berbisik dari beberapa kamael di pasukanku namun kuacuhkan.

"Serbuuuuu..." Hentakan kaki yang sepertinya terlalu banyak itu terdengar mendekat. Dipimpin oleh seorang yang amat sangat aku kenal. Ya, siapa lagi kalau bukan KaMeRaD.

Bising Suara pedang dan dentuman gada serta senjata tumpul lainnya memekakkan telinga. Membuat Suasana Swamp of Scream semakin suram. Hiruk-pikuk ini tak berlangsung lama karena Prajurit ETERNITY yang memang lebih sedikit rata dengan tanah terlebih dahulu. KaMeRaD menghampiriku dan bergerak seperti akan membunuhku untuk kedua kalinya. Pedang perah yang dulu pernah dia gunakan untuk membunuhku sekarang menyala terang. Sangat layak untuk dapat mencabik-cabik tubuhku lebih gila dari sebelumnya. Triple Sonic Slash dari Duelist memang sakitnya melegenda.

Seluruh prajurit SaCreD yang masih hidup mengerubungiku, seperti hendak mempersembahkanku kepada dewa mereka. Umpatan demi umpatan menyeruak ke angkasa. KaMeRaD mengangkat tinggi pedang peraknya hendak mengeksekusiku. Seperti Dewa kematian hendak memanggilku lagi.

"Brukkk....." Tubuh KaMeRaD roboh di sebelahku. Tak jelas apa yang membuatnya gontai.

Tanpa setahuku seluruh prajurit ETERNITY bangkit dan menghajar SaCreD dari belakang. Prajurit SaCreD rata dengan cepat. Dari kejauhan tampak seorang Dark Elf sedang menghidupkan semua prajurit ETERNITY yang mati. Aku bergerak menghampiri dia dan kutanyakan siapa dia. Dia menjawab singkat dan tanpa ekspresi.

"I'm VIOLENA"

Part 9. Surrender                                                            Part 11. Advice

Thursday, September 27, 2012

Part 9. " Surrender "



“Keluar kau Atlantis!! Kita duel 1 by 1!!” Teriak KaMeRaD dari luar CH. Teriakan lantang diikuti cercaan dari seluruh member SaCreD dari luar Luna Chamber ini menggerakkan seluruh bala tentara ETERNITY ikut keluar dari Clan Hall.

“Bedebah kau KaMeRaD !! harusnya kubunuh kau dari dulu !!” Kata Gilliant-Zilliant marah. Dulu KaMeRaD tiap kali ingin menaikkan level selalu dibiarkan oleh Gilliant-Zilliant.

“Mari berperang, dan setelahnya akan kukencingi mayat-mayat kalian, HAHAHA.” Kata Rossovinn angkuh.

“Diam kau Rossovinn, Tak seorangpun boleh menghina Ketuaku, Clanku dan memberku, paham kau?!?!?” Kataku sambil menarik baju Rossovinn.

“Mau kubuat mati untuk ke-berapa kalinya kau bocah!!!?!?” Kata Rossovinn seraya mengangkat Grindernya hendak menusukku.

 “BUmmmphhh….” Gilliant mendaratkan Destroyer Hammer ke kepala Rossovinn. Rosso gontai dan ambruk.

“Jangan pernah tidak sopan dengan Kapten ETERNITY, PAHAM?”  Kata Gilliant sambil menendang Rossovinn jauh-jauh..

Sesaat kemudian terdengar suara derap langkah penjaga Rune. Semua anggota ETERNITY dan SaCreD memasuki CH. Tidak begitu dengan Aku dan KaMeRaD.

“Ok, MULAI SEKARANG KITA PERANG TERBUKA. KUPASTIKAN SELURUH PRAJURIT ETERNITY AKAN SENGSARA. BAHKAN MENGEMIS DAMAI KEPADA SaCreD TIDAK AKAN MEREDAKAN KEMARAHANKU. AKAN KUBUNUH SETIAP LAMBANG ETERNITY SEUMUR HIDUPKU. BAHKAN SAAT SELURUH ANGGOTAKU TIADA, AKU AKAN TETAP MENGEJARMU ATLANTIS!! INGAT ITU !!. ITU SUMPAHKU.” Kata KaMeRaD lantang.

“Dan aku, Kupastikan namamu akan tenggelam suatu saat nanti. Bangkaimu akan menjadi makanan monster. Tak akan ada lagi The KaMeRaD. Kau akan rata bersamaan dengan kesombonganmu. Terkutuk kau dengan semua pengikutmu. Dan untuk semua prajurit SaCreD, kupastikan kalian semua akan mati jika masih berlambang SaCreD. Seumur hidupmu akan dalam ketakutan. Itu ikrarku.” Kataku tidak kalah lantang.

SaCreD diam-dam ternyata telah bergabung dengan britaniah untuk menyerang ETERNITY bersama. Total 8 clan yang pada saat itu menyerang ETERNITY membuat ETER terdesak. Banyak prajurit ETER yang meninggalkan clan karena perang tidak imbang ini. ETERNITY kemudian mengurung diri di clan hall. ETERNITY adalah clan pertama yang merasakan dikeroyok major alliance, Einherjar.

“Atlantis pengecut, dimana loe? loe takut ha?" Teriak EdwardCullen. Suaranya menggaung di seluruh dinding Clan Hall.

“Siklus Hidup memang akan selalu begini. Masa damai diiringi nyanyian gegap gempita anak-anak memutari api unggun. Masa setelahnya adalah kedengkian yang berkecamuk. Kemudian terjadi war hingga memakan jutaan jiwa. Sebagian yang lain kemudian menyadari kesia-siaannya dan mengadakan perundingan. Setelahnya akan kembali menjadi masa damai. Akan terus begitu…dan selalu begitu.” Kata salah seorang Dark Elf dengan baju biru. Dua pedang yang dibawanya cukup menunjukkan bahwa dia seorang Blade Dancer.

“Ronggeng banyak gaya…Wuuuffffhhhtttt” Dilemparkannya Tulang busuk yang dibakar dengan api Dead Spike ke arah Blade Dancer itu.

“Prankkkkzzz!!! Terdengar suara seperti peraduan dua benda keras. Setelah asap mulai lenyap baru terlihat ada apa sebenarnya. Serangan EdwardCullen ditahan oleh perisai Doom.

“Di luar kita sedang diserang, sekarang kita mau perang saudara? Ini yang kalian sebut open war?!??” Kata Atlantis yang muncul dari balik tameng Doom. Mendadak seluruh ruangan menjadi hening.

“Orang yang akan kau bunuh ini adalah anak dari seseorang yang berjasa untuk ETERNITY. Namanya Bluebell. Apakah kalian lupa dengan jasad NeoBahamut dan lust yang terbujur kaku hanya demi membantu kalian hunting ha?!?!? Bahkan lust belum nobles telah megorbankan jiwanya untuk kalian semua…” Atlantis mendadak sangat marah karena kekanak-kanakan seluruh prajurit ETERNITY.

“Menunggu titah baginda Atlantis.” Ujarku sambil bersimpuh. Diikuti sebagian yang lain.

“Selama aku masih ketua Clan disini, takkan ada siapapun yang bisa menghancurkannya. Aku sudah menyiapkan rencana untuk SaCred, begitu juga Britaniah.”

“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” Tanya Gilliant-Zilliant kepada Atlantis


“Kita akan menyerah...”


Part 8. Kudeta                                                            Part 10. Mysterious Man


Sunday, September 23, 2012

Part 8. " Kudeta "


Setelah serangan SaCreD tempo hari wajar member ETERNITY menjadi tegang, Terutama Atlantis. Kudapati dia seringkali berbincang dengan Daywalker secara serius. Mereka mungkin membicarakan tentang masa depan ETERNITY. Atlantis pandai mengungkapkan kata bahkan mampu mempengaruhi orang dalam waktu sekejap karena logika yang dimilikinya memang sangat nyata. Dia mampu mengubah seorang pecundang menjadi paling bersemangat diantara kaumnya. Sekilas terlihat seperti Kapten Jack Sparrow dalam film Pirate Caribean yang ahli dalam berperang maupun bernegosiasi. Walaupun lokasi pertemuan mereka di tempat umum clan alias di clan hall, sepertinya tidak satupun dari member yang lain mau peduli dengan politik clan. Apalagi TyaZzz dan Caesar yang selalu asyik membuat soul slot. Seakan-akan mereka tidak peduli hal lain selain uang.

"Rikishi, kemarilah..Kuperhatikan kau dari tadi menonton kami berbincang..bergabunglah kemari.." Kata Atlantis sembari melambaikan tangannya kepadaku. Dari sekian banyak member kenapa aku yang baru yang diajak bergabung? Ini sangatlah tidak wajar.

"Ii..iya..."  Aku menjawabnya dengan suara berat. Suara khas seseorang dari desa orc sepertiku. Ras yang sangat mengagungkan Dewa api, Paagrio.

"Duduk di sebelahku, kita sedang berbicara masa depan ETERNITY, kamu tertarik?" Tanya Atlantis dengan tersenyum. Wibawa dari leader clan ini membuat siapapun pasti akan tunduk. Pemimpin berkharisma yang sangat jarang ditemui dimanapun. Andai saja ada pemimpin seperti ini di Indonesia.

"Hey jangan melamun, Atlantis sedang bicara kepadamu, dasar orc maho." Kata DayWalker sambil memukul kepalaku dengan Nightmare shieldnya. Perisai yang terlihat sangat keras dengan warna merah.

"Aku denger kali, Aku emang maho, MAfia HOngkong!" Celetukku sambil menggerakkan Artho Nailku untuk menyingkirkan Nightmare Shield DayWalker dari kepalaku.

Sabetan Artho Nailku tidak menggores Nightmare Shield Daywalker sedikitpun. Yang ada malah Artho nailku menjadi bengkok. Daywalker tertawa terpingkal karena melihat Artho Nailku bengkok. Dia mempertontonkan tulisan Foundation pada Nightmare Shieldnya yang notabene Limited Edition  pada masa itu.

Aku mulai mengerti apa itu gengsi sebagai prajurit ETERNITY. Kulihat ke sekitar, sebagian besar prajurit ETERNITY meskipun levelnya kecil tetapi ekuip yang dikenakannya luar biasa. Sebut saja SoulMagician yang mengenakan Sword of Miracles menyala terang yang akhirnya aku tahu itu +6, Chillout sang Tanker Flamboyant membawa binatang hitam juga mengenakan Armor set Nightmare asli apalagi Daywalker yang aku curiga seluruh ekuipnya foundation.

"Rikishi, kamu ingat aku pernah memberikan wejangan kepadamu bahwa kamu akan dimuliakan dengan pengembaraan?" Tanya Atlantis serius dan membuatku tersentak.

"Dulu saat aku dikeluarkan dari ETERNITY? Of course, then why?" Tanyaku

"Ga perlu sok english lah, bahasa sehari-hari aja napa sih, dasar orc, gede badan doang." Ejek DayWalker

"Eh dipikir ane masih takut ama dark elf ha? sembarangan aja, ane sate tau rasa!" Kataku sedikit galak.

"Kalian bisa lebih dewasa ga!?!?" Bentak Atlantis. Seluruh ruangan clan hall segera melihat ke arah kami. Tanpa ada suara, hening sejenak. Aku tidak pernah melihat Atlantis semarah ini.

"Tentu bisa Baginda." Kataku ingin menenangkan. Dark Elf pendiam memang lebih menakutkan jika sedang marah.

"Kita akan bertarung nanti, suatu saat." Bisik DayWalker walau sebanarnya aku tak mempedulikannya.

"Clan kita ini terancam akan diserang kalian masih bisa bercanda ha?" Tanya Atlantis dengan nada tinggi.

"Bruaarrrrr...." Guci di sebelah Atlantis meledak. Sesaat setelahnya semua menoleh ke arah serangan yang membuat guci kesayangan Atlantis ini hancur.

"Sejak kapan ETERNITY mengenal rasa takut ha? SEJAK KAPAN ?!?! SaCreD yang dulu pernah mengemis damai kepada kita dan sekarang dia menyerang balik kita takut? OMONG KOSONG APA INI HA?!?!?" Teriak SoulMagician marah. Dark Elf satu ini mungkin termasuk andalan ETERNITY karena Sword of Miracles di tangannya tidak ada duanya.

"Gw yang akan membantai SaCreD sendiri kalau kalian tidak berani, PAHAM!?!?" Kata salah seorang di sebelah SoulMagician yang belakangan aku tau namanya KokomDebora.

"Untuk masalah hunting silakan serahkan kepada saya dan lust, jika memang clan terdesak tidak bisa hunting." Kata NeoBahamut menenangkan yang lainnya. NeoBahamut adalah orang yang berjasa di ETERNITY. Beliau membantu semua anggota ETERNITY yang susah leveling dari level kecil.

"Aku tergerak dengan apa yang kalian bicarakan, memang benar ETERNITY tidak pernah merasa takut kepada siapapun, memang benar clan ini berdiri sudah lama bahkan dari kehidupan sebelumnya di C3 maupun C4, tapi apakah kalian tidak mengerti bahwa Atlantis belum mengutarakan apa yang dia khawatirkan?." Kataku memotong pembicaraan. Sejenak Clan Hall terasa Hening. Semua mata menatap ke arahku.

"Baby orc mau sok pintar rupanya, duel lawan gue dolo kalau loe menang baru loe boleh ikut bicara." Kata EdwardCullen dengan sombong. Aku mendiamkannya karena aku memang pernah kalah tanpa perlawanan dengannya.

"Saya sudah boleh berbicara kawan-kawan?" Tanya Atlantis dengan ramah. Dia masih bisa ramah di saat panas seperti ini. Pikirannya tetap dingin walaupun dia sempat marah beberapa menit yang lalu.

"Memang setelah kita menang telak dengan SaCreD, SaCreD pernah menyerah karena seorang kamael yang mendatangi kita menginginkan demikian. Tapi tentu kalian ingat sebenarnya bahaya besar dari SaCreD itu datang dari leadernya yaitu KaMeRaD. Kepemimpinan beliau akan dapat menggerakkan 100% anggota clan dengan sekali seruan. Beliau bukan orang sembarangan. Human memang memiliki kepiawaian sendiri dalam berorasi. Lantas itu yang saya khawatirkan? tentu saja bukan." terang Atlantis.

"Saya bermimpi tentang teman saya dari clan di kota Aden. Dia memakai lambang ETERNITY dan menjilat sepatu saya hingga meleleh. Saya artikan ini sebagai pengkhianatan besar-besaran dari dalam dan luar clan. Itulah yang sedang kami perbincangkan dan kami khawatirkan." Tambah Atlantis serius.

"Jadi maksud Baginda, Einherjar?"



Part 7. Raid Boss                                                           Part 9. Surrender


Monday, September 17, 2012

Part 7. " Raid Boss "



"Aku udahan ya all, clan lagi butuhin aku." Ujar GuzCakep sembari langsung return ke kota seketika. Hal ini sangat biasa karena GuzCakep memang prophet paling setia kepada clan. Kapanpun jika diminta dia akan selalu ada buat clan.

Valley of Saint yang tadinya nampak beberapa anggota ETERNITY sedang hunting mendadak menjadi sepi. Tempat yang tadinya biasa saja ini mendadak menjadi menyeramkan. Puluhan monster tiba-tiba datang dari segala arah hingga membuat nyaliku menciut. Aku lihat ke belakang ternyata masih ada TotonQ yang sedang hunting. Praktis hanya tinggal aku dan TotonQ di tempat ini.

"Wufffhhhh..." Kulemparkan api ke arah TotonQ sehingga membuat tubuhku berwarna ungu. Hal itu sempat membuatnya kaget sehingga dengan seketika Palunya yang besar berwarna biru menyala mengayun ke kepalaku. Rasanya sakit bukan main terkena serangan Crush of Doom.

"EH..Maaf Rik...jangan bercanda disini, musuh sewaktu-waktu akan datang kalau kita lengah." Kata TotonQ serius. Aku tidak pernah melihat dia seserius ini.

"Musuh kita yang mana sih? selama aku di ETER, ga pernah keliatan." Tanyaku penasaran.

"Mereka biasa datang malam-malam dan dengan tiba-tiba." Kata TotonQ sembari menyodorkan Blessed Scroll of Escape - Clan hall.

"Ah aku tidak membutuhkannya, bagiku terlalu pengecut memakai item kabur seperti itu." Kataku ga mau disepelekan sambil membuang arah pandangan ke arah lain. Seorang Rikishi Blessed? Nothing!! Kutolak pemberian TotonQ itu dengan melipatkan kembali tangan TotonQ untuk menggenggam scroll tersebut.

Terdengar suara Atlantis memanggil seluruh anggota clan untuk Raid boss. Aku dan TotonQ segera mengakhiri hunting. Lagian di Valley of Saint sudah tidak seru lagi karena terlalu sepi. Malah menyeramkan yang ada.

Singkat cerita Aku dan TotonQ diajak party oleh Amduscias yang sudah berada di Command channel milik Atlantis sehingga seluruh anggota clan dapat mendengar suara Atlantis dengan jelas.  Kulihat di list command channel, kebanyakan anggota yang ikut adalah dengan level maksimum 61. Aku tertawa terpingkal setelah melihat Atlantis ternyata juga level 61. Cupu sekali sebagai seorang leader clan dengan Clan Hall di Rune.

"Silakan gelontorkan level kalian menjadi level 61." Seru Atlantis diikuti banyak anggota ETERNITY berperilaku aneh. Ini clan pemuja setan apa gimana pikirku. Masa turunin level? Ah sudahlah, walau karena terpaksa, aku juga mengikuti perintah ini. Karena clan ada di atas segalanya.

"Sudah siap semua? Rebuff lengkap sekarang, mulai menyerang dengan aba-abaku." Atlantis menimpali lagi kata-katanya yang tadi. Kali ini dengan nada serius. BlazeGlory sang dukun clan langsung memulai buff yang dia miliki. Buff khusus untuk anggota clan. Semua anggota clan terlihat sibuk, terutama Puella yang membagi-bagikan buff sayap kuning yang belakangan aku ketahui namanya adalah Noblesse Blessing. GuzCakep-pun memberikan buff pelengkap kepada yang kurang sehingga tidak kurang satu buff-pun.

"Mulai !!" Atlantis berseru berikut dengan semua anggota clan menghajar salah satu Raid Boss di Forsaken plain. Aku tidak tahu tempatnya karena memang aku dan TotonQ tadi di call oleh Amduscias. berpindah tempat dengan teleportase jika satu grub dengan summoner. Cara Efisien yang secara tidak langsung membuatku yang malas menjadi bertambah malas.

Sesekali kupandangi seluruh anggota ETERNITY. Biarpun dengan level 61, serangan yang diberikan kepada Raid Boss tergolong besar, bahkan Orc seperti Aku dan TotonQ-pun tidak dapat menandingi. Dari yang aku lihat, Soulmagician dan EdwardCullen memiliki damage yang besar meski harus berdarah-darah menggunakan Curse Death Link. Spongebob dengan serangan angin juga tidak kalah besar damagenya dibandingkan aku yang hanya sepertiga serangannya. Karena tidak siaga dan banyak melamun, tanpa sadar aku terkena serangan raid boss. Membuat mukaku benjol >,<

"Serbu...Serang...." Terdengar suara dari kejauhan yang jelas bukan suara Atlantis. Sekian detik kemudian puluhan pasukan dengan lembang oranye datang dan langsung menyerang barisan prajurit ETERNITY yang sedang Raid Boss.

Tiba-tiba tubuhku terasa semakin kuat. Belasan serangan yang mengenaiku seperti tidak berasa. Dukungan penuh dari seluruh anggota party yang lengkap membuat kami seperti tak terkalahkan. Apalagi ada Puella dan Chlo3 yang kapan saja bisa menyembuhkan luka parah bahkan menghidupkan yang mati dalam sekali jurus. Para prajurit berlambang orange seketika lenyap. Mungkin kembali ke markasnya. Mengurungkan niat untuk menggagalkan kami mencari nafkah dari raidboss.

"Tetap siaga Rik, mereka biasanya pantang menyerah." Kata TotonQ sambil merapat ke arahku sambil mengangkat Palu birunya tinggi-tinggi.

"Emang mereka Siapa TonQ? sepertinya aku mengenalinya..." tanyaku penasaran. Akupun menggenggam erat Artho Nailku. Siaga kapanpun mereka datang kembali.

"Mereka adalah SaCreD."


Part 6. Resurrection                                                            Part 8. Kudeta

Thursday, September 13, 2012

Part 6. " Resurrection "



 "Rikishi, bangunlah.." Sayup terdengar suara seseorang yang memanggilku. Suara orang yang aku kenal namun tidak tahu siapa. Yang aku tahu, aku berada di padang pasir yang begitu luas. Teramat luas sampai aku tidak dapat melihat ujungnya.

"Lewat sini Rik, .." Suara itu datang lagi. Kali ini aku mengikuti arah suara itu. Aku berjalan sehingga menemui seseorang berbaju putih dan bersinar terang.

Aku Einhasad. Sudah terlalu lama kamu tertidur. Kamu harus bangun untuk menjalankan suatu kearifan. Kamu dibekali dengan indra yang tidak semua orang memilikinya. Kamu akan disegani dengan caramu bernegosiasi. Gunakanlah kelebihanmu untuk menjadi seseorang yang hebat suatu saat nanti. Pejamkan matamu sejenak wahai legenda.

Aku mengikuti perintah Einhasad. Kupejamkan mata beberapa saat, mendadak tubuhku lemas dan tidak dapat digerakkan. Sesaat kemudian aku membuka mata, kudapati tubuhku berada di atas batu yang besar. Di dekat tempatku terbaring, seorang Elf sedang merapalkan mantra kepadaku. Tubuhku menjadi ringan dan mulai terasa pulih.

"Siapa kamu? mengapa menolongku?" Tanyaku memberanikan diri. Sebelumnya aku tidak pernah melihat elf ini.

"Aku Paris, Atlantis yang memerintahkanku untuk menolongmu." Kata Elf tadi sambil sesekali menyebut mantra "Inquisitor: jika ada Vampire yang mendekat.

"Aku ada dimana?" Sambil memutar tubuhku ke kiri dan ke kanan melihat sekeliling.

"Kamu ada di Forest of Dead, lekas berdiri dan pergilah, kecuali kalau kau ingin dimakan vampire disini." Ujar Paris sembari menyodorkan gulungan kepadaku yang belakangan aku tahu itu Blessed Scroll of Escape-Clan Hall.

Kulihat di dadaku sudah ada lambang ETERNITY. Aku direkrut lagi oleh ETERNITY untuk kedua kalinya. Segera kubuka gulungan tadi, dengan sekejap aku telah berada di Clan Hall ETERNITY. Aku sudah tidak lagi menutup mata ketika menggunakannya karena aku sudah pernah menggunakannya saat pulang dari Ancient Battle Ground.

"Halo selamat datang brother, Gw TotonQ." Sapa salah seorang Orc sambil mempertontonkan ototnya. Dasar orc, 1% otak 99% Otot umpatku dalam hati tanpa menyadari bahwa aku juga seorang orc.

"Hahaha ketemu lagi kita Kapten." Kata GILLIANT-ZILLIAN.Aku masih sulit membedakan mana yang GILLIAN mana yang ZILLIAN. Mereka begitu mirip dan suaranyapun sama. Jadi aku menyebut dua nama sekaligus.

"Aku sekarang ETERNITY?" tanyaku dengan sedikit bingung. Aku pernah dikeluarkan dan sekarang masuk lagi. Ada apa ini pikirku dalam hati.

"Setiap Academy yang lulus akan otomatis keluar dari clan sebagai bukti telah lulus." Kata salah seorang dari belakang GILLIANT-ZILLIAN. Wajahnya tidak terlihat sampai kedua orc kembar tersebut menyingkir dari hadapanku. Ternyata suara itu adalah suara ketua ETERNITY, Atlantis.

Aku langsung menjabat tangan Atlantis. Dia begitu berwibawa dengan armornya yang sekarang. Dia telah menggunakan armor coklat seperti yang dipakai oleh Daywalker. Sepintas aku jadi teringat dengan daywalker, kemana dia tanyaku dalam hati.

"Daywalker sedang mencari sertifikat level di Blazing Swamp." Tambah Atlantis. Dia seperti tahu semua yang ada di pikiranku. Sampai-sampai aku ingin berkata apapun dia tahu.

Selepas menjawab pertanyaan batin dariku kemudian dia menghilang. Bukan karena dia sakti, tetapi memang dia diteleportkan oleh Penjaga Clan Hall yang bernama Jack.

"Ayo kita hunt Rik, kita sudah ketinggalan level jauh dari musuh."  Kata TotonQ sambil meminta Jack untuk menteleportkannya. Dan beberapa saat kemudian dia juga menghilang.

Dasar orc aneh, katanya mau ngajak hunt tapi ga sebut tempat keluhku dalam hati. Aku bertanya kepada Jack kemana perginya TotonQ tetapi Jack tidak mau memberitahu.

"Oiya gw lupa, gw hunt di Valley sf Saints." terdengar seperti TotonQ berbisik kepadaku. Sekali lagi aku terkejut, apa semua orang di ETERNITY bisa membaca pikiran orang?

Akhirnya aku sampai di spawn Valley of Saints. Tempat ini begitu mengagumkan. Patung besar seperti orang membawa buku berdiri kokoh. Suatu bangunan pencakar langit yang eksotis. TotonQ menjelaskan aku bagaimana cara hunting di tempat ini. Diperlukan aksesoris khusus untuk dapat menahan serangan monster disini. Aku juga harus berhati-hati karena bila aku tersesat, bisa saja aku menemui Raid boss dengan nama Barakiel. Raid boss itu tidak segan-segan akan membunuh siapa saja yang mengusik kedaulatannya.

Tiba-tiba ada seorang human dari ETERNITY menantangku untuk melakukan duel. Kuiyakan tantangannya dan kami mulai merapalkan jurus masing-masing. Kupanggil roh Ogre untuk membantuku menahan serangan namun terhenti karena tiba-tiba aku tidak dapat bergerak. Tubuhku kaku dengan sekali jurus. Setelah puas mempermainkanku dengan berjoget didepanku yang seperti menjadi patung. Dia menyelesaikan duel dengan mengalahkanku. Sungguh jurus yang merepotkan. Serangannya tidak begitu berasa namun kutukannya begitu berbahaya.

Setelah mengakhiri duel Human tersebut mengajak duel orang lain. Aku amati ternyata Human tersebut hanya melakukan duel sepanjang hari. Tidak ada keinginannya untuk hunting lagi. Apa mungkin karena tidak ada yang mengalahkannya maka dia merasa tidak butuh hunting lagi gumamku dalam hati.

"TonQ, human yang menantangku tadi siapa? mengapa dia hanya duel sepanjang hari tanpa berusaha mencari sertifikat level ataupun mencari barang berharga dari perut monster seperti kita?" Tanyaku kepada TotonQ yang sepertinya sedang kepayahan terkena serangan monster Splendor.

"Dia EdwardCullen, kamu akan sangat mengenalnya nanti."



Part 5. Be carefull                                                            Part 7. Raid Boss





Monday, September 10, 2012

Part 5. " Be Carefull "


Setelah lepas dari perbudakan seorang kamael bukannya hidup menjadi lebih baik malah lebih mengenaskan. Aku berjalan tak tentu arah. Melihat monster apapun aku jadi takut. Takut kejadian di Ancient Battleground itu terulang. Puluhan monster yang membuatku takut, trauma ini membuat ukiran sendiri dalam ingatanku, menggores tiap inci isinya hingga membentuk paranoid tersendiri.

Setelah begitu lelah aku berjalan, aku teringat dengan gulungan dan kantong yang diberikan oleh lust. Terlalu banyak mengeluh membuatku lupa akan hal itu. Aku membuka salah satu scroll dengan menarik benang sutra yang mengikatnya. Sinar yang begitu terang keluar dari dalamnya sehingga membuatku harus menutup mata. Setelah beberapa detik, terdengar suara gaduh seperti pasar. Perlahan kubuka mata, ternyata aku sudah berada di kota Aden.

Aku bergegas menuju ke kota Rune. Tujuanku adalah mencari GuzCakep. Mungkin aku dapat menemui dia disana. atau paling tidak, menanyakan keberadaannya kepada anggota clan yang lain.

Clan hall yang berbentuk sangat mirip membuatku kebingungan. Setelah lama melakukan pencarian, aku akhirnya menemui salah satu clan hall di rune yang pintunya sedang terbuka. Aku langsung saja memasukinya. Seharusnya tidak akan masalah jika masuk, karena ini milik ETERNITY.

"Siapa Kamu !?!?!?" Teriak seorang berbaju coklat. Sekilas seperti pakaian seragam clan.

"Aku Rikishi, kamu anggota ETERNITY?" Tanyaku polos.

"Ha? ETER?!? HA HA HA HA..SIAPA KAMU?!?." Pria itu tiba-tiba tertawa lepas. Setelah itu dia menodongkan kedua pedang peraknya kepadaku seperti hendak mengeluarkan jurus.

"Aa..aku mencari GuzCakep temanku anak ETERNITY." Kataku dengan bibir bergetar. Semakin gemetar mengetahui terlalu banyak orang yang mengerumuniku.

"Wah dia ETER, bunuh saja!?!" Kata seseorang yang baru datang. Sepertinya dia tyrant juga, hanya saja pakaian yang dikenakannya senada dengan pria tadi. Betul kan itu baju clan, ah aku salah masuk clan hall ini keluhku dalam hati.

"Habisi saja jangan ada ampun." Kata Seorang Wanita. Wajahnya seperti pembunuh berdarah dingin. Sangat mengerikan bagi sosok seorang wanita bersayap.

"Iya, ReiTanaka benar, Habisi saja dia !!." teriak seseorang yang tidak nampak wajahnya dari belakang. Diikuti sorak dari yang lainnya. Situasi ini membuatku bingung, kulihat satu persatu dari mereka, tidak satupun aku mengenalnya. 

Aku diseret hingga ke pusat kota Rune. Diarak seperti monster yang layak dimatikan. Aku jadi merasa iba dengan monster yang biasanya kubunuh. Apakah mereka juga merasa sepertiku.

"Jrruuuphhh." Sebuah senjata anggar menusuk lambungku. Membuyarkan aku dari lamunan yang sejak tadi membuatku mati rasa akan penyiksaan.

"Kau menyedihkan, ha ha ha." Kata orc dengan rambut mo-hawk. Dia berkata begitu dekat, persis di telingaku sehingga aku dapat membaca nama yang tertulis di dadanya.

"Suatu saat gw akan mengalahkanmu di medan laga, camkan itu Rossovinn !!" Jawabku sedikit menggertak. Ketakutan yang berlebihan kadang memberikan keberanian yang luar biasa. Orc fighter itu sepertinya kaget karena aku mengenalnya.

"WAH BERANI BERTINGKAH RUPANYA? SUDAH MAU MATI MASIH NGELAWAK?!?!" Human Fighter angkuh yang menemuiku pertama kali tadi menarikku ke luar kota. Sangat jauh hingga ke ujung barat kota Rune. Disana saksi bisu kedua pedang perak menusuk dadaku hingga tembus ke punggung. Sesaat kemudian eluruh tubuh lelaki itu menjadi merah seperti iblis. Dia tertawa lepas seperti memuja kematian. Menikmati indahnya kematianku. Kata-kata darinya yang kudengar sesaat sebelum tubuhku lenyap adalah :

"Be Carefull, I'm The KaMeRaD !!"


Part 4. Silat Lidah                                                            Part 6. Resurrection